Selasa 27 May 2025 21:20 WIB

Hamas Setuju Gencatan Senjata Sedangkan Israel Ogah, Akhir yang Menentukan?

Amerika Serikat secara intensif berkomunikasi langsung dengan Hamas.

Sekolah Fahmi al-Jarjawi di al-Daraj di Kota Gaza yang terbakar setelah dibom militer Israel, Senin (26/5/2025).
Foto: X
Sekolah Fahmi al-Jarjawi di al-Daraj di Kota Gaza yang terbakar setelah dibom militer Israel, Senin (26/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM— Gerakan Perlawanan Islam Hamas dan utusan Amerika Serikat untuk Timur Tengah, Stephen Witkoff, telah mencapai kesepakatan di Doha untuk gencatan senjata permanen di Gaza, sumber-sumber mengatakan kepada Aljazeera pada Senin (26/5/2025).

Menurut sumber-sumber tersebut, formula ini mencakup gencatan senjata selama 60 hari dan pembebasan 10 tahanan dalam dua tahap dan pertukaran jenazah dengan tahanan Palestina. Lima tahanan Israel akan dibebaskan pada hari pertama perjanjian dan lima lainnya pada hari ke-60.

Baca Juga

Dalam pernyataan eksklusif kepada Aljazeera Net, sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengungkapkan rincian proposal tersebut. Ini mencakup masuknya bantuan kemanusiaan secara penuh, 1.000 truk per hari, dan penarikan pasukan pendudukan dari wilayah timur, utara, dan selatan Jalur Gaza pada hari kelima gencatan senjata.

Sumber Hamas menambahkan bahwa ada janji Amerika untuk memimpin negosiasi serius yang mengarah pada penghentian perang secara menyeluruh, dan jaminan untuk tidak kembali ke operasi militer jika negosiasi goyah selama periode jeda.

Sumber-sumber tersebut mengatakan kepada Aljazeera bahwa menurut perjanjian tersebut, Presiden Amerika Seikat Donald Trump menjamin gencatan senjata dalam waktu 60 hari dan penarikan Israel sesuai dengan perjanjian Januari.

Ini dengan catatan bahwa perjanjian tersebut menetapkan visi untuk kelanjutan gencatan senjata setelah berakhirnya 60 hari dengan mediator yang menjamin implementasinya.

Menurut sumber-sumber tersebut, kesepakatan itu termasuk menjamin masuknya bantuan kemanusiaan tanpa syarat sejak hari pertama, sesuai dengan protokol kemanusiaan, di bawah jaminan Amerika dan para mediator.

BACA JUGA: Negara Paling Banyak Jalin Perdagangan dengan Israel, Indonesia Peringkat Berapa?

Sumber-sumber tersebut menambahkan bahwa utusan Amerika Serikat telah menyampaikan kesepakatan tersebut kepada pemerintah Israel, dan sedang menunggu tanggapan akhir dari pemerintah Israel.

Menurut Israel Broadcasting Corporation, sumber-sumber yang terlibat dalam negosiasi menyatakan bahwa Hamas menuntut jaminan nyata dari Amerika Serikat untuk mengakhiri perang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement