Senin 26 May 2025 11:57 WIB

Lewat Pembersihan Etnis, Israel Kini Kuasai 77 Persen Gaza

Israel memberlakukan kontrol serangan yang mematikan di sebagian besar wilayah Gaza.

Rep: Fuji E. Permana/ Red: Fitriyan Zamzami
Warga Palestina mengungsi setelah tentara Israel mengeluarkan peringatan evakuasi untuk beberapa sekolah dan rumah sakit di lingkungan Rimal Kota Gaza, Rabu, 14 Mei 2025.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina mengungsi setelah tentara Israel mengeluarkan peringatan evakuasi untuk beberapa sekolah dan rumah sakit di lingkungan Rimal Kota Gaza, Rabu, 14 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kantor Media Pemerintah Palestina memperingatkan pada Ahad (25/5) bahwa pasukan Israel sekarang melakukan kontrol efektif atas 77 persen Jalur Gaza. Israel mengontrol Gaza menggunakan cara pembersihan etnis sistematis, pemindahan paksa, dan genosida.

Dalam sebuah pernyataan, Kantor Media Pemerintah Palestina mengutip laporan lapangan dan analisis para ahli yang menunjukkan bahwa militer Israel telah secara langsung menduduki atau memberlakukan kontrol serangan yang mematikan di sebagian besar wilayah Gaza. 

Baca Juga

Penempatan pasukan di dalam wilayah pemukiman, pengeboman tanpa henti, dan perintah evakuasi yang berulang-ulang telah membuat puluhan ribu warga Palestina meninggalkan rumah mereka di bawah ancaman kematian.

“Dominasi paksa ini menggunakan kekuatan brutal untuk mengosongkan tanah dari penduduk aslinya, ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum humaniter internasional, terutama empat Konvensi Jenewa, dan prinsip-prinsip inti keadilan internasional,” kata pernyataan Kantor Media Pemerintah Palestina, dikutip dari laman Days of Palestine, Senin (26/5/2025).

Kantor Media Pemerintah Palestina mengutuk kebijakan pemindahan massal yang sedang berlangsung, dan menyebutnya sebagai kampanye genosida dan kolonialisme pemukim yang terencana. 

Pernyataan tersebut menyatakan bahwa Israel dan semua negara yang terlibat dalam blokade dan pengeboman bertanggung jawab penuh atas kejahatan ini dan mendesak PBB, Dewan Keamanan, Mahkamah Pidana Internasional, dan pelapor khusus PBB untuk segera melakukan investigasi independen.

“Kontrol paksa atas sebagian besar wilayah Gaza ini merupakan upaya untuk menggambar ulang peta berdasarkan keputusan kolonial,” kata pernyataan itu memperingatkan. 

“Hal ini menuntut tanggapan bersejarah dan berani dari dunia bebas sebelum identitas Gaza dihapus sepenuhnya,” kata Kantor Media Pemerintah Palestina.

Kantor Media Pemerintah Palestina menyerukan kepada kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) internasional dan semua pembela kebebasan untuk berdiri bersama rakyat Palestina dan menolak setiap upaya untuk menghilangkan hak mereka untuk hidup di tanah mereka sendiri.

Sebelumnya, kebohongan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait agresi militer di Gaza terungkap. Di balik layar, ia mengakui bahwa pemboman brutal di Gaza memang untuk mengusir warga Gaza, bukan untuk melawan Hamas atau membebaskan sandera seperti yang ia klaim selama ini.

The Times of Israel melansir, Netanyahu mengungkapkan hal ini kepada anggota parlemen (Knesset) selama kesaksian tertutup di depan Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset pada Ahad lalu. “Israel menghancurkan semakin banyak rumah di Gaza supaya warga Palestina tidak punya tempat untuk kembali,” ujarnya menurut sebagian transkrip yang bocor ke media. “Satu-satunya akibat yang jelas adalah warga Gaza memilih untuk pindah ke luar Jalur Gaza,” lanjut Netanyahu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement