REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menggelar pelatihan Zmart bagi para mustahik pelaku usaha mikro. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong kemandirian ekonomi umat melalui sektor UMKM, khususnya bagi para pemilik warung dan toko kecil.
Pelatihan yang berlangsung di Gedung Baznas RI, Jakarta, Rabu (21/5/2025), ini merupakan bagian dari program pemberdayaan ekonomi umat berbasis UMKM.
“Baznas bukan hanya mengelola zakat, tetapi juga menjadi bagian dari solusi penanggulangan kemiskinan,” ujar Deputi 2 Baznas RI, Imdadun Rahmat, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (22/5/2025).
Melalui program Zmart, menurut dia, Baznas memberikan tambahan modal berupa barang dagangan serta pendampingan intensif bagi pelaku usaha mikro.
Program Zmart sendiri telah diluncurkan sejak 2018 dan saat ini telah membina 3.315 warung Zmart di 34 provinsi di Indonesia. Menurut Imdadun, sebagian besar penerima manfaat kini telah mampu mandiri secara ekonomi.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin membekali pelaku usaha agar tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu berkembang dan bersaing,” ucapnya.
Operational Manager Aksesmu, Supadianto, turut menyampaikan apresiasi atas semangat para peserta. Ia menyebut pelaku usaha kecil sebagai "pahlawan ekonomi" yang perlu terus diberdayakan.
“Ilmu yang diperoleh di sini bisa langsung diterapkan dan menjadi bekal untuk naik kelas,” kata dia.
Hal senada disampaikan Faiz N. Samara dari BRI. Ia menegaskan pentingnya literasi keuangan dan akses teknologi bagi UMKM. “UMKM menyumbang 60 persen dari pendapatan negara. Maka, dukungan terhadap mereka adalah investasi untuk masa depan bangsa,” ujar Faiz.
Melalui pelatihan ini, para pelaku usaha Zmart diharapkan tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga semangat baru untuk mengembangkan usahanya. Kolaborasi antara Baznas, BRI, dan Aksesmu akan terus diperkuat demi membangun kemandirian ekonomi umat secara berkelanjutan.