Rabu 21 May 2025 15:48 WIB

Madrid Siap Gelar Konferensi untuk Cegah Gaza Jadi Kuburan Massal

Kongres Spanyol mendukung embargo senjata terhadap Israel.

Osama Abu Mosabbah, berduka atas istri dan dua anaknya yang syahid dalam serangan udara Israel, saat pemakaman mereka di Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah, Gaza, Selasa, 20 Mei 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Osama Abu Mosabbah, berduka atas istri dan dua anaknya yang syahid dalam serangan udara Israel, saat pemakaman mereka di Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah, Gaza, Selasa, 20 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Kelompok Madrid akan melakukan konferensi pada Ahad (26/5/2025)  di ibu kota Spanyol untuk membahas peningkatan tekanan diplomatik terhadap Israel agar menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.

"Kami ingin memobilisasi suara Uni Eropa dan juga suara mereka yang berada di luar Uni Eropa di negara-negara Arab dan Islam," kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares dalam wawancara dengan El Pais pada Selasa (20/5/2025).

Baca Juga

"Kami semua menginginkan hal yang sama: mengakhiri perang, mencegah Gaza menjadi kuburan masal, dan mencabut blokade Israel atas bantuan kemanusiaan," ujar Albares.

Pembicaraan tingkat tinggi tersebut akan menjadi pertemuan kelima Kelompok Madrid, yang meliputi para menteri dari Kelompok Kontak Arab-Islam di Gaza serta beberapa negara Eropa.

Pertemuan itu dijadwalkan berlangsung pada hari yang sama saat Uni Eropa mengumumkan peninjauan ulang Perjanjian Asosiasi dengan Israel, yang memberikan hak istimewa perdagangan dan bersyarat pada kepatuhan terhadap hak asasi manusia yang didukung oleh 17 negara anggota, menurut pejabat Uni Eropa.

"Kami ingin memberikan semua dukungan, kekuatan, dan kapasitas diplomatik untuk pertemuan PBB bulan depan, dengan tujuan menyelesaikan dan melaksanakan solusi dua negara," kata Albares, mengacu pada konferensi PBB yang direncanakan pada Juni di New York.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengumumkan penghentian negosiasi perjanjian perdagangan bebas Inggris-Israel yang baru."Kami menangguhkan pembicaraan," katanya, menuduh Israel menjalankan "kebijakan yang kejam" di Gaza.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement