REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda mengenai sejumlah sahabat beliau. Diriwayatkan dari Sa’id bin Zaid bin Amr bin Nufail, Rasulullah SAW bersabda, “Ada 10 orang dari kaum Quraisy yang akan berada di surga. Aku di surga; Abu Bakar di surga; Umar di surga; Utsman di surga; Ali di surga; az-Zubair di surga, Thalhah di surga; Abdurrahman bin Auf di surga; Sa’d bin Abi Waqash di surga."
(Dirawikan dalam Musnad al-Humaidi, Sa'id ditanya siapa yang ke-10, maka ia menjawab, "Aku.")
Abdurrahman bin Auf termasuk dalam golongan sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Sejak memeluk Islam, ia berteguh hati untuk berjuang di jalan Allah. Ia rela mengorbankan harta benda dan bahkan nyawanya untuk menegakkan agama Allah.
Abdurrahman bin Auf juga dikenal luas sebagai saudagar sukses, sebagaimana kawannya, Abu Bakar ash-Shiddiq. Namun, kekayaan itu tidak menghalanginya dari beribadah kepada Allah. Ia merupakan salah satu pilar dakwah Islam yang telah dibina langsung Rasulullah.
Ketika peristiwa hijrah ke Madinah, Abdurrahman meninggalkan seluruh harta dan aset perdagangannya dirampas kaum kafir Quraisy di Makkah. Begitu pula sebelumnya, ketika ia ikut dalam rombongan Muslim hijrah ke negeri Habasyah.
Namun, kepergiannya dari kampung halaman belakangan menunjukkan kepiawaiannya berniaga. Mayoritas penduduk setempat Kota Madinah, yakni kaum Anshar, bekerja sebagai petani. Hal yang kontras dengan karakteristik orang Makkah yang kebanyakan pedagang.
Ikatan persaudaraan dibentuk Rasulullah dengan tujuan mengasimilasikan dua potensi tersebut. Abdurrahman dipersaudarakan dengan Sa'ad ibnu ar-Rabi' al-Autsari, sosok kaya raya di Madinah.
Saad berkata, "Hartaku separuhnya untukmu (Abdurrahman) dan aku akan berusaha menikahkan kamu (dengan perempuan Anshar)."
Mendengar itu, Abdurrahman menjawab, "Semoga Allah memberkahi keluargamu dan hartamu. Tunjukkan saja, di mana tempat pasar perdagangan?"
View this post on Instagram