REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pemerintah memastikan jamaah haji yang meninggal selepas berangkat dari rumah baik itu ketika masih di dalam negeri, perjalanan pesawat, maupun setelah sampai tanah suci akan tetap dibadalhajikan. Total jamaah yang meninggal hingga Ahad (11/5/2025) sebanyak 8 orang.
"Ada yang meninggal masih di tanah air, ada yang meninggal di setelah tiba di Madinah. Kemudian ada yang meninggal di Arab Saudi," ujar Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis Hanafi di Makkah, Ahad (11/5/2025) malam.
Menurut Muchlis jika ada yang meninggal di Tanah Suci, maka pihak syarikat yang bertanggung jawab terhadap layanan jamaah. "Semua ini nanti akan tetap dibadalhajikan," ujarnya.
Berdasarkan data Siskohat, jamaah haji yang meninggal hingga Ahad sebanyak 8 orang. Dengan rincian, 3 orang dari embarkasi JKS (Jakarta-Bekasi), 2 orang SOC (Solo), 1 BTH (Batam), 1 Lombok dan 1 SUB (Surabaya).
Hingga kini jamaah haji Indonesia terus berdatangan ke Kota Makkah. Mereka yang sudah datang akan melakukan umroh wajih setelah sebelumnya singgah di hotel sejenak.
Ketua Daker Makkah Ali Machzumi mengimbau jamaah untuk senantiasa menjaga kesehatan. Apalagi kondisi cuaca di Makkah panas terik. Dikhawatirkan jika memaksakan diri untuk beribadah, malah sakit ketika masa puncak. "Tidak perlu memaksakan diri," ujarnya.
Dari pantauan Republika di hotel al-Ghadeer, Makkah, salah seorang jamaah berkursi roda dibawa ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Jamaah tersebut dibawa ke klinik karena ada infeksi di bagian kaki. Menurut informasi, jamaah itu sudah sakit sejak dari tanah air. Jika tidak dibersihkan infeksinya dikhawatirkan bisa memburuk.