Rabu 03 Sep 2025 07:37 WIB

Keutamaan Menjaga Wudhu

Hikmah wudhu sebagai upaya memelihara kebersihan fisik dan kesucian rohani.

Wudhu (Ilustrasi)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Wudhu (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjaga wudhu dan berupaya konsisten mengingat Allah (dzikrullah). Itulah keseharian yang ideal bagi seorang Muslim.

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Seorang hamba Allah melaksanakan suatu shalat, berada di tempat shalatnya, menantikan shalat berikutnya, maka malaikat berdoa untuknya, 'Ya Allah, ampuni ia. Ya Allah, rahmati ia.' Hingga ia beranjak atau berhadas."

Baca Juga

Ditanyakan, "Apakah makna berhadas itu?"

Rasulullah SAW menjawab, "Buang angin (sehingga wudhunya batal)."

Nabi SAW memuji orang-orang yang menjaga wudhu. Salah seorang sahabatnya, Bilal bin Rabah, begitu gemar menjaga wudhu.

Suatu ketika, beliau bahkan mendengar suara terompah muazin berdarah Afrika itu di surga.

"Wahai, Bilal," seru Rasulullah kepada sang sahabat, "ceritakanlah kepadaku mengenai amalan yang menurutmu paling besar pahalanya, yang pernah kamu kerjakan dalam Islam. Sungguh, aku pernah mendengar suara telapak langkahmu di hadapanku di surga!"

Bilal menjawab, "Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak pernah mengerjakan amalan yang menurutku besar pahalanya, tetapi aku tidaklah wudhu pada waktu malam dan siang, melainkan aku akan menunaikan shalat yang diwajibkan bagiku untuk mengerjakannya" (HR Tirmidzi).

Ibadah wudhu tampaknya sepele dan mudah dilakukan. Karena itu, banyak yang memandangnya biasa-biasa saja.

Padahal, bila seseorang tak sempurna dalam berwudhu, shalat yang dikerjakannya pun tidak akan diterima Allah.

Ulama fikih juga menjelaskan hikmah wudhu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dalam air wudhu-seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki --memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing, termasuk kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh.

Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) dalam bukunya, Lentera Hidup menuliskan keutamaan wudhu.

"Sekurang-kurangnya lima kali dalam sehari-semalam setiap Muslim diperintahkan untuk berwudhu dan mengerjakan shalat. Meskipun wudhu belum lepas (batal), disunahkan pula memperbaruinya.

Oleh ahli tasawuf, diterangkan pula hikmah wudhu itu. Mencuci muka artinya mencuci mata, hidung, mulut, dan lidah kalau-kalau tadinya berbuat dosa ketika melihat, berkata, dan makan.

Mencuci tangan dengan air dalam hati dirasa seakanakan membasuh tangan yang telanjur berbuat salah. Membasuh kaki dan lain-lain demikian pula. Mereka memperbuat hikmat-hikmat itu meskipun dalam hadis dan dalil tidak ditemukan.

Tujuannya adalah supaya manusia jangan membersihkan lahirnya saja, sementara batinnya masih tetap kotor. Hati yang masih tamak, loba, dan rakus, kendati sudah berwudhu, maka wudhunya lima kali sehari-semalam itu berarti tidak berbekas dan tidak diterima oleh Allah SWT, dan shalatnya pun tidak akan mampu menjauhkan dirinya dari perbuatan fakhsya' (keji) dan mungkar (dibenci)."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement