Ahad 27 Apr 2025 19:32 WIB

Tingkatkan Profesionalitas Dakwah, LD PBNU Gelar Standarisasi Imam dan Khotib

Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat memasuki angkatan ke-9.

Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) bekerja sama dengan Badan Pengurus Masjid Istiqlal dan Lembaga Takmir Masjid PBNU kembali menyelenggarakan kegiatan Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat.
Foto: pbnu
Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) bekerja sama dengan Badan Pengurus Masjid Istiqlal dan Lembaga Takmir Masjid PBNU kembali menyelenggarakan kegiatan Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) bekerja sama dengan Badan Pengurus Masjid Istiqlal dan Lembaga Takmir Masjid PBNU (LTM PBNU) kembali menyelenggarakan Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat. Program standardisasi ini merupakan bagian dari agenda rutin bulanan yang telah dijalankan oleh LD PBNU.

Parogram kali ini  memasuki penyelenggaraan angkatan ke-9. Kegiatan ini berlangsung Ahad, (27/4/2025) di Aula Pusdiklat Masjid Istiqlal, Jakarta.

Sekretaris LD PBNU KH. Nurul Badruttamam mengatakan menegaskan program ini bukan sekadar seremoni. Menurutnya, program ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas dakwah Islam di Indonesia.

“Program ini menjadi bentuk komitmen LD PBNU untuk memperkuat peran imam dan khatib dalam membangun dakwah yang solutif, mendidik, dan relevan dengan tantangan zaman,” ujarnya.

Senada dengan itu, Wakil Ketua LTM PBNU KH. Hasan Basri Sagala mengatakan standardisasi ini merupakan bagian dari ikhtiar membangun kualitas dakwah yang beradab dan berwibawa di tengah masyarakat.

“Standardisasi ini bukan sekadar formalitas, melainkan upaya memastikan bahwa imam dan khatib NU memiliki kapasitas keilmuan, etika, dan kepekaan sosial dalam membimbing umat,” ujar KH. Hasan Basri Sagala.

Dia juga menekankan pentingnya menjaga kehormatan mimbar Jumat sebagai wajah peradaban Islam yang rahmatan lil alamin.

Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal, Dr. KH. Mulawarman Hannase. Dalam arahannya, ia menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari prioritas Masjid Istiqlal dalam memperkuat posisi masjid sebagai pusat pendidikan umat.

"Standardisasi ini sangat penting untuk membentuk para dai yang bukan hanya mampu berbicara, tetapi juga mampu memahami kebutuhan umat dan mempersatukan masyarakat melalui dakwahnya," ucap Dr. KH. Mulawarman.

Dia mengingatkan pentingnya menjaga integritas dakwah di tengah tantangan globalisasi dan perkembangan media sosial. Maka dari itu, para imam dan khatib perlu dibekali dengan kecakapan intelektual, spiritual, dan sosial yang memadai.

Materi yang diberikan dalam pelatihan ini meliputi Fikih Imam dan Khatib, Retorika Dakwah, Manajemen Psikologi Imam dan Khatib, pemahaman konteks sosial budaya, serta penguatan wawasan keislaman berbasis kitab kuning. Para peserta juga mengikuti pre-test, serta sesi wawancara mendalam terkait bacaan dan hafalan Alquran.

Proses asesmen ini bertujuan memastikan bahwa peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam praktik dakwah sehari-hari. Dengan demikian, lulusan program ini diharapkan menjadi agen perubahan yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat dengan pendekatan dakwah yang ramah, inklusif, dan membangun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement