Jumat 25 Apr 2025 19:46 WIB

Santri Syaikhona Kholil dan Mbah Hasyim yang Jadi Pejuang di Pringsewu

Syaikhona Kholil merupakan guru banyak ulama di Nusantara.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Prabowo Subianto berziarah ke makam Syaikhona Kholil Bangkalan.
Foto: Antara/Saiful Bahri
Prabowo Subianto berziarah ke makam Syaikhona Kholil Bangkalan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syaikhona Kholil Bangkalan merupakan seorang ulama besar dari Madura yang banyak melahirkan ulama dan pejuang. Salah satu santrinya yang menjadi pejuang di masa penjajahan adalah KH Ghalib dari Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung.

Kiai Ghalib dikenal sebagai komandan pasukan tentara (Laskar Hizbullah) yang terkenal gagah berani berjuang melawan pendudukan Belanda dan Jepang. Selain ikut berperang, dia juga mendirikan masjid dan lembaga pendidikan Islam untuk mendidik generasi yang islami.

Baca Juga

KH Ghalib dilahirkan 1899 di Kampung Mojosantren, Krian, Sidoarjo, Jawa Timur. Ia adalah putra dari pasangan Kiai Rohani bin Nursihan dan Muksiti. Ghalib kecil banyak memperoleh pendidikan agama dari bangku sekolah Madrasah Ibtidaiyah di desa kelahirannya.

Menginjak usia tujuh tahun, ibunya menyerahkan Ghalib kepada Kiai Ali untuk belajar ilmu agama di kampungnya. Setelah itu, ia berguru kepada ulama berpengaruh sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari di Tebuireng, Jawa Timur.

Setelah itu, baru lah Ghalib berkelana ke Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura. Dia menimba ilmu agama dan ilmu hikmah kepada waliyullah dan mendapat julukan "Guru para pahlawan", yaitu Syaikhona Kholil Bangkalan.

Dilansir dari Nurysamcentre, di dunia pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan dikenal sebagai ulama yang mengembangkan ajaran fikih sufistik, yang mengintegrasikan antara fiqih dan tarekat. Kiai Ghalib pun kemungkinan mendapatkan ajaran moderat ini.

Sejak remaja, Ghalib memang senang mengembara menuntut ilmu agama Islam. Ia tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu yang berhubungan dengan masalah ubudiah. Ilmu hikmah pun dipelajarinya, dari pesantren ke pesantren, dari satu guru ke guru lainnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement