REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sa'ad bin Abi Waqash adalah teladan istiqamah dalam iman. Sahabat Nabi Muhammad SAW itu meyakini, betapa mahalnya hidayah Illahi. Maka, dipertahankannya iman dan Islam walau mesti dengan susah payah. Betapa luar biasa tantangan yang diterimanya usai menyatakan keislaman.
Bahkan, ibundanya sendiri sempat melakukan mogok makan selama berhari-hari demi menentang keislaman anaknya itu. Semakin hari semakin parahlah kondisi ibu Sa'ad.
Dalam menghadapi ujian keimanan yang berat seperti ini, keimanan sang sahabat tetap kokoh, tak goyah sedikit pun. Dengan sopan, ia pun berkata kepada ibunya, “Demi Allah, ketahuilah wahai ibunda, seandainya bunda memiliki seratus nyawa, lalu itu keluar satu per satu, tidaklah anakmu ini akan meninggalkan agama ini walau ditebus dengan apa pun.”
View this post on Instagram
Akhirnya, ibundanya mengalah. Maka, turunlah ayat tentang kisah Sa'ad ini kepada Rasul SAW.
وَاِنۡ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنۡ تُشۡرِكَ بِىۡ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهٖ عِلۡمٌ ۙ فَلَا تُطِعۡهُمَا وَصَاحِبۡهُمَا فِى الدُّنۡيَا مَعۡرُوۡفًاۖ وَّاتَّبِعۡ سَبِيۡلَ مَنۡ اَنَابَ اِلَىَّ ۚ ثُمَّ اِلَىَّ مَرۡجِعُكُمۡ فَاُنَبِّئُكُمۡ بِمَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ
“Dan jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS Luqman: 15).