Selasa 22 Apr 2025 16:34 WIB

Model Pertolongan Allah

Inilah bukti nyata bagaimana pertolongan Allah SWT itu sangat dekat.

Berdoa (ilustrasi).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Berdoa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Disadari atau tidak, diakui atau tidak, setiap manusia mempunyai masalah. Beragam masalah dihadapi manusia, baik bersifat pribadi, keluarga, maupun sosial.

Begitu pun upaya penyelesaiannya. Ada banyak cara yang bisa dilakukan manusia untuk menyelesaikan setiap masalah yang dia hadapi.

Ada cara yang sifatnya duniawiyah, meminta solusi kepada sesama makhluk. Ada pula yang mengadu dan memohon solusi kepada Allah SWT yang disebut solusi langitan.

Semua bermuara untuk memudahkan penyelesaian masalah. Dari sini, kebanyakan kita ketika sudah mentok (deadlock), sering kali mengadu kepada Allah SWT. Seberat apa pun masalah yang kita hadapi, akan menjadi ringan jika Allah SWT yang menolong.

Lantas, bagaimanakah cara supaya kita mendapatkan pertolongan Allah SWT? Kalau kita mendalami ayat-ayat Alquran, setidaknya ada 76 ayat Alquran yang menjelaskan tentang metode pertolongan Allah SWT.

Pertolongan ini hanya diberikan kepada hamba-Nya yang mukmin alias beriman pada-Nya. Bukan yang lain!

Bahkan ada satu ayat yang menjelaskan bahwa pertolongan Allah SWT itu sangat dekat. Kita baca dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 214, "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, 'Kapankah datang pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat."

Itulah bukti nyata bagaimana pertolongan Allah SWT itu sangat dekat. Namun, sayangnya, kita sering meragukan bahkan tidak kembali kepada Allah SWT setiap muncul masalah.

Kita sering melupakan Allah SWT dan tidak menjadikannya prioritas solusi di setiap masalah yang dihadapi. Inilah sesat pikir yang mestinya mulai detik ini diubah.

Mindset bahwa ada Allah SWT sebagai solusi utama dan pertama ketika ada masalah perlu dimasyarakatkan dan dibudayakan. Tujuannya, masyarakat tidak menganggap hadirnya masalah itu sebagai masalah.

Namun, itulah cara Allah SWT untuk memeluk kita, mengingatkan pada kita, dan bahkan karena Allah SWT kangen kita kembali pada-Nya.

Imam Ibnu Athaillah menegaskan, “Jangan menuntut Allah karena terlambatnya permintaan yang telah engkau panjatkan kepada-Nya. Namun, hendaknya engkau koreksi dirimu, tuntut dirimu agar tidak terlambat melaksanakan kewajiban-kewajiban terhadap Allah.”

Indah sekali kalimat ini. Ini juga sesuai surah al-Fatihah ayat 5, “Hanya kepada Allah kami menyembah dan hanya kepada Allah, kami mohon pertolongan.”

Artinya, kewajiban menyembah dulu alias menjalankan segala perintahnya dan setop berbuat dosa, baru pertolongan Allah SWT itu akan datang. Artinya ada syarat dan ketentuan berlaku.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Hikmah Republika oleh Abdul Muid Badrun
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement