REPUBLIKA.CO.ID, JERUSSALEM — Tokoh Kristen berkebangsaan Palestina, Pendeta Munther Isaac, memperingatkan bahwa komunitas Kristen di Gaza dan Tepi Barat menghadapi pemusnahan di tengah genosida Israel yang sedang berlangsung dan pembatasan yang semakin ketat.
Pendeta Lutheran Palestina itu telah memperingatkan bahwa komunitas Kristen di Gaza dan Tepi Barat di ambang kepunahan. “Untuk tahun kedua berturut-turut, kami merayakan Paskah di tengah perang pemusnahan terhadap orang-orang kami di Gaza, yang masih berjalan di Via Dolorosa,” Pendeta Isaac yang berasal dari Gereja Lutheran Injili di Betlehem dan Beit Sahour, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Anadolu.
“Palestina masih berjalan di jalan penderitaan dan menderita akibat pengepungan dan kebijakan apartheid Israel. Kekerasan yang sama yang membunuh Kristus masih ada di tanah kami saat ini.”
Pernyataan tajam Pendeta Isaac muncul saat kehadiran orang Kristen di Gaza telah dihancurkan. “Kekristenan di Gaza terancam punah, dan ini bukan rahasia. Jumlah mereka telah berkurang setengahnya,” kata dia.
“Beberapa telah terbunuh dan mengungsi, beberapa melarikan diri pada awal perang, dan beberapa telah meninggal karena kekurangan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan hidup dasar,"ujar dia.
Pendeta Isaac menghubungkan penurunan kehidupan Kristen di Palestina dengan kebijakan pemindahan yang lebih besar. “Kami menekankan bahwa ini bukan emigrasi melainkan pemindahan paksa… Ini adalah rencana pemindahan dan pembersihan etnis yang mempengaruhi kami sebagai orang Kristen Palestina,” kata dia.
