Ahad 20 Apr 2025 17:33 WIB

PCINU Yordania Salurkan Bantuan untuk Warga Gaza yang Mengungsi di Perbatasan

Warga Palestina banyak yang mengungsi di perbatasan Yordania-Palestina.

Warga Palestina banyak yang mengungsi di perbatasan Yordania-Palestina.
Foto: Dok Istimewa
Warga Palestina banyak yang mengungsi di perbatasan Yordania-Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Dukungan untuk Gaza dan Palestina tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga masyarakat melalui berbagai lembaga dan organisasi. Salah satunya, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Yordania yang aktif memberikan bantuan untuk warga Gaza yang mengungsi di Yordania.

PCINU juga berkesempatan untuk melakukan audiensi dengan Menteri Agama Republik Indonesia Prof Nasaruddin Umar yang turut mendampingi kunjungan Presiden Prabowo.

Baca Juga

Beberapa saat sebelum kunjungan ini, PCINU Yordania bekerja sama dengan AQUA menyalurkan bantuan berupa air bersih, paket iftar, dan kebutuhan pokok lainnya kepada pengungsi Gaza di beberapa kamp pengungsian, di antaranya di Distrik Zarqa dan Zumlat Amir Ghazi.

Tidak hanya membagikan bahan pangan dasar atau sembako, PCINU Yordania dan AQUA juga melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan lainnya, di antaranya trauma healing, aktivitas edukatif dan hiburan seperti menggambar, bermain, bernyanyi, serta sesi motivasi.

Salah satu lokasi penyaluran bantuan yaitu di Kamp Zumlat Amir Ghazi yang dihuni kurang lebih 200 sampai 250 pengungsi. 

Pengasuh Ponpes Baitul Kilmah Bantul Yogyakarta, KH Aguk Irawan, yang menyaksikan secara langsung terlibat dalam penyerahan bantuan tersebut ke pengungsi Palestina di wilayah Perbatasan Palestina-Yordania mengungkapkan bahwa kondisi pengungsian sangatlah memprihatikan dimana ratusan pengungsi tersebut menempati kurang lebih 35 barak/tenda. Ukuran tenda pun sekitar 4x8 meter dan dihuni antara tiga sampai lima keluarga.

Di lokasi ini, hanya ada satu tandon air yang dikelelilingi sekitar 20 tenda. Letaknya juga lumayan jauh. Lokasi tandon itu sengaja dijauhkan dari barak supaya bisa menghemat air, karena pasokan air sangat terbatas, hanya seminggu atau dua pekan sekali mendapatkan pasokan air dari sebuah kawasan irigasi di seberang bukit.

Khusus untuk air minum, mereka harus membeli, lantaran air kiriman dari irigasi sawah yang tidak menentu datangnya itu keruh dan tidak layak untuk diminum.

“Jika kita tidak punya uang, terpaksa minum air irigasi ini. Meski terkadang setelah minum diare. Kami harus banyak bersabar dan berdamai dengan keadaan,” ujar salah seorang pengungsi

Sementara itu, di Kamp Distrik Zarqa yang diisi ratusan warga Gaza, Kiai Aguk,  mengungkapkan, para pengungsi Palestina telah menempati kamp pengungsian Distrik Zarqa menghadapi situasi yang lebih baik daripada Kamp di Zumlat Amir Ghazi.

Para pengungsi Palestina telah tinggal dalam jangka waktu tertentu. Sebagian ada yang sudah tinggal beberapa bulan, bahkan tahun, sebagian ada yang yatim dan piatu, sebagian lagi memang lahir dan tumbuh di daerah pengungsian itu.

“Saat dilangsungkan kegiatan trauma healing, Anak-anak terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini," ujar dia. 

Kiai Aguk menambahkan, anak-anak Palestina ini, khususnya yang telah lama tinggal di daerah pengungsian, tidak hanya membutuhkan pengobatan medis, tetapi juga dukungan psikologis.

BACA JUGA: Riset Paling Mutakhir Ini Tegaskan Kembali Isyarat Alquran Adanya Kehidupan Luar Angkasa

"Melalui trauma healing ini, kami ingin memberikan ruang bagi mereka untuk kembali tersenyum menyambut masa depan dan merasa aman meskipun berada di pengungsian,” ungkapnya.

Kiai Aguk menambahkan, banyak dari mereka yang ketika awal dibawa ke pengungsian, kondisinya memang memprihatinkan. Mereka kemudian mendapatkan bantuan pelayanan kesehatan dan pendidikan ala kadarnya dari berbagai NGO bekerjasama dengan pemerintah setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement