Jumat 18 Apr 2025 23:54 WIB

Amerika Serikat Melempem, Israel Dikabarkan akan Segera Serang Iran Sendirian

Israel rencanakan serang Iran tanpa koordinasi dengan Amerika Serikat.

Rep: Andri Saubani/ Red: Nashih Nashrullah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dengan Presiden Donald Trump sebelum keberangkatan presiden dari Bandara Internasional Ben Gurion Israel pada 23 Mei 2017.
Foto: Kobi Gideon/GPO
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dengan Presiden Donald Trump sebelum keberangkatan presiden dari Bandara Internasional Ben Gurion Israel pada 23 Mei 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Para pejabat Israel percaya bahwa negara mereka mampu menyerang fasilitas-fasilitas nuklir Iran secara independen dan tanpa mendapatkan lampu hijau dari Amerika Serikat, mengingat jendela kesempatan yang semakin menyempit.

Surat kabar Israel Yediot Ahronot mengutip para pejabat keamanan yang mengatakan bahwa Tel Aviv percaya bahwa jendela kesempatan untuk menghentikan program nuklir Iran semakin menyempit.

Baca Juga

Perkiraan menunjukkan bahwa pembentukan militer memiliki kemampuan operasional untuk melakukan serangan semacam itu, meskipun ada peringatan bahwa keberhasilan penuh membutuhkan koordinasi Amerika Serikat.

Menurut surat kabar tersebut, dilansir Aljazeera.net, Jumat (18/4/2025), kalangan politik dan keamanan di Israel menganggap bahwa menyerang fasilitas nuklir Iran tidak hanya bertujuan untuk menghentikan proyek nuklir, tetapi juga dapat menyebabkan runtuhnya rezim di Teheran.

Pihak keamanan Israel percaya bahwa Iran saat ini berada dalam kondisi terlemahnya secara internal, namun semakin dekat untuk memiliki senjata nuklir, yang menurut penilaian Israel, membutuhkan tindakan militer yang tegas dalam beberapa bulan ke depan.

Rencana terintegrasi

Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Israel menyiapkan rencana terpadu untuk melakukan serangan terhadap situs nuklir Iran, termasuk serangan udara dan koordinasi dengan Komando Pusat Amerika Serikat, di samping dukungan siber dan intelijen.

Namun rencana tersebut berhenti setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggunakan hak vetonya dan lebih memilih untuk memberikan kesempatan pada negosiasi yang saat ini sedang berlangsung antara Washington dan Teheran, yang diluncurkan di Muskat di bawah mediasi Oman.

Diperkirakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencoba menghalangi Trump dari keputusannya selama pertemuan terakhir mereka di Washington, tetapi dia kembali tanpa komitmen yang jelas.

Para pejabat Israel juga menyatakan kekecewaan mereka karena pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki visi yang jelas tentang apa yang ingin mereka capai dari negosiasi ini, selain mencegah Iran memproduksi bom nuklir, tanpa membahas pembongkaran total program tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement