REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Fenomena telinga berdenging sering kali dikaitkan dengan berbagai mitos di masyarakat. Namun, dalam pandangan Islam, telinga berdenging memiliki penjelasan yang menarik dari sisi spiritual.
Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Fatihun Nada menjelaskan bahwa telinga berdenging dapat menjadi tanda bahwa seseorang sedang dibicarakan kebaikannya oleh orang lain, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits Rasulullah SAW.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Suyuthi dalam kitab al-Jami’ al-Shaghir, Rasulullah SAW bersabda:
ذا طَنَّتْ أُذُنُ أحدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي ولْيُصَلِّ عَلَيَّ ولْيَقُلْ ذَكَرَ الله مَنْ ذَكَرَنِي بِخَيْرٍ
Artinya: “Jika telinga salah seorang dari kalian berdengung, maka hendaklah ia mengingatku, bershalawat atasku, dan berdoa: ‘Semoga Allah membalas orang yang membicarakan kebaikanku dengan kebaikan pula."
Kiai Fatihun menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan pentingnya memperbanyak dzikir dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW ketika mengalami telinga berdenging. Selain itu, doa yang dianjurkan dalam hadits ini menunjukkan keutamaan mendoakan kebaikan bagi orang lain yang telah membicarakan kita dengan baik.
BACA JUG: Siapakah Osama Al-Rifai, Ulama Kontroversial yang Ditunjuk Sebagai Mufti Agung Suriah?
Hadits lain yang memperkuat makna ini diriwayatkan oleh Imam al-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir dengan lafaz yang sedikit berbeda tetapi memiliki arti yang sama:
إِذَا طَنَّتْ أُذُنُ أَحَدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي، وَلْيُصَلِّ عَلَيَّ، وَلْيَقُلْ: ذَكَرَ اللهُ بِخَيْرٍ مَنْ ذَكَرَنِي
Artinya: “Jika telinga salah seorang dari kalian berdengung, maka hendaklah ia mengingatku, bershalawat atasku, dan berdoa: ‘Semoga Allah menyebutkan kebaikan orang yang menyebutkan kebaikanku."