REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Agama memastikan bahwa seleksi kesehatan jamaah haji Indonesia akan dilakukan secara profesional. Hal ini untuk meminimalisir tingkat angka kematian jamaah di Tanah Suci.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan otoritas Saudi memberikan perhatian khusus kepada angka kematian jamaah haji yang terhitung tinggi dibandingkan negara lain. Pada 2023, jumlah jamaah yang wafat mencapai 773 orang.
"Dua hari lalu, saya berkunjung ke Saudi bertemu dengan dengan Menteri Haji dan Deputi Haji, mereka menekankan kembali bahwa jamaah Indonesia tahun lalu disorot angka kematian yang tinggi, pada 2023 kita dapat rangking satu dengan tingkat kematian tinggi," ujarnya saat Bimbingan Teknis PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Saudi, kata Hilman, menyoroti regulasi di tanah air yang dianggap terlalu longgar. Hal ini menyangkut batas usia lansia yang boleh berangkat berhaji. Saudi bahkan sempat menetapkan batas usia 70 tahun sebagai batas lansia yang pergi ke tanah suci.
"Tapi satu bulan terakhir kita negosiasi akhirnya penerapan batas usia tidak diberlakukan saat ini, dan ditunda," ujar dia.
Meski demikian, penundaan itu bukan tanpa jaminan. Otoritas Arab Saudi meminta garansi kepada Pemerintah Indonesia agar mereka yang berangkat benar-benar dinyatakan sehat atau Istithaah."Jadi ini pertaruhan kita, kalau tingkat kematian tahun ini rendah tanpa pembatasan usia, maka akan baik buat tahun depan, kita tak butuh batasan usia," kata dia.