REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Penyerbuan pemukim Israel ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki dan Masjid Ibrahimi di Hebron di Tepi Barat yang diduduki terus berlanjut selama empat hari berturut-turut, di tengah peringatan akan upaya Israel untuk memaksakan realitas baru di tempat-tempat suci Islam di Palestina.
Serbuan pemukim dan polisi penjajah terjadi pada hari Rabu (16/4/2025), pada hari keempat liburan Paskah Yahudi, yang dimulai pada hari Ahad dan berlangsung selama seminggu.
Pengkhutbah Masjid Al-Aqsa, Syeikh Ikrima Sabri, memperingatkan bahwa penyerbuan Al-Aqsa oleh ribuan pemukim dan penyerbuan Masjid Ibrahimi oleh sejumlah besar orang merupakan pesan yang berbahaya.
Syeikh Sabri mengatakan bahwa serbuan ke Al-Aqsa dan Masjid Ibrahimi merupakan upaya untuk memaksakan realitas baru dan mengubah identitas tempat suci Islam di Palestina, dan merupakan serangan terhadap Al-Aqsa dan kekuatan Wakaf Islam.
Pengkhotbah Masjid Al-Aqsa, Syeikh Ikrima Sabri, memperingatkan bahwa penyerbuan ke Al-Aqsha oleh ribuan pemukim dan penyerbuan ke Masjid Ibrahimi oleh sejumlah besar orang merupakan pesan yang berbahaya.
Syeikh Sabri mengatakan bahwa serbuan ke Al-Aqsa dan Masjid Ibrahimi merupakan upaya untuk memaksakan realitas baru dan mengubah identitas tempat suci Islam di Palestina, dan merupakan serangan terhadap Al-Aqsa dan kekuatan Wakaf Islam.
Pusat Wadi Hilweh Palestina mengatakan bahwa 3.386 pemukim ekstremis menyerbu Masjid Al-Aqsa selama tiga hari pertama liburan Paskah Yahudi.