REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV — Tentara Israel bersaksi telah menghancurkan ribuan bangunan di Gaza meski sering kali tanpa ancaman—sebagai bagian dari kampanye untuk menciptakan apa yang disebut zona penyangga, menurut laporan The Washington Post.
Tentara Israel yang ditempatkan di Jalur Gaza mengakui telah menghancurkan bangunan secara sistematis dengan dalih membangun zona penyangga, menurut kesaksian yang dilaporkan oleh The Washington Post dan dikumpulkan oleh kelompok hak asasi manusia Israel, Breaking the Silence.
Laporan tersebut, menurut Post, yang dikutip Al Mayadeen, berdasarkan pada belasan laporan dari tentara yang ditempatkan di perimeter antara Oktober 2023 dan Agustus 2024, serta seorang perwira yang berada di ruang operasi saat perencanaan zona penyangga sedang berlangsung.
Tentara Israel mengatakan sebagian besar penghancuran—yang menargetkan rumah, infrastruktur, dan lahan pertanian—terjadi tanpa ancaman langsung terhadap pasukan Israel.
Laporan tersebut menyoroti, tidak seperti banyak zona pertempuran lainnya di Jalur Gaza, penghancuran infrastruktur dan bangunan di perimeter terkadang terjadi setelah area tersebut direbut, ketika tidak ada ancaman nyata dan langsung terhadap tentara penjajah.
Unit-unit teknik di tentara Israel dilaporkan diperintahkan untuk menghancurkan lebih dari 3.500 bangunan menggunakan bahan peledak atau buldoser.
Tentara Israel juga mengakui telah meratakan kebun buah dan ladang tanaman, kata mereka, yang dulu digunakan warga Palestina untuk menanam gandum, jelai, zaitun, kacang almond, stroberi, dan buah jeruk.
