Senin 31 Mar 2025 15:30 WIB

Tips Mencegah Kenaikan Berat Badan saat Idul Fitri

Puasa sunnah Syawal bisa menjadi solusi mencegah kenaikan berat badan.

Pria mengalami obesitas (ilustrasi). Dokter menduga, beberapa kebiasaan tak sehat membuat pria di Tangerang punya berat badan hingga 300 kg.
Foto: www.freepik.com
Pria mengalami obesitas (ilustrasi). Dokter menduga, beberapa kebiasaan tak sehat membuat pria di Tangerang punya berat badan hingga 300 kg.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kenaikan berat badan kerap menjadi masalah yang umum ditemui seusai Idul Firri. Jika hal ini terus dibiarkan, berpotensi bisa berujung pada kegemukan. Namun dengan puasa Syawal, risiko kegemukan setelah Lebaran bisa diantisipasi.

Kenaikan berat badan seusai Lebaran bisa terjadi karena beberapa hal. Salah satunya adalah peningkatan asupan makan karena waktu makan tak lagi dibatasi oleh puasa. Selain itu, beragam minuman dan makanan yang disajikan selama perayaan Lebaran kerap mengandung kalori yang tinggi.

Baca Juga

"Karena asupannya banyak, makan sudah tidak lagi dibatasi, dan yang utama adalah karena kita tidak mengubah gaya hidup dalam jangka waktu lama," ujar Praktisi Kesehatan dari  Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Nurul Ratna Mutu Manikam MGizi SpGK, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

Puasa sunah Syawal selama enam hari bisa menjadi salah satu cara untuk mengantisipasi kenaikan berat badan setelah Lebaran. Setelahnya, dr Nurul menganjurkan agar puasa sunah Syawal ini dilanjutkan dengan puasa untuk membayar utang puasa Ramadhan.

Cara ini dapat membantu tubuh terbiasa dan beradaptasi dengan pola makan yang teratur, sehingga berat badan bisa tetap terjaga stabil. Agar pola makan ini tetap terjaga dengan konsisten, dr Nurul juga merekomendasikan untuk melanjutkan kebiasaan puasa dengan membiasakan diri untuk berpuasa sunnah Senin dan Kamis.

Menurut dr Nurul, Ramadhan merupakan waktu untuk belajar menahan diri. Salah satunya adalah menahan diri agar tidak kalap saat mengonsumsi makanan. Kebiasaan baik ini tentu patut dilanjutkan meski Ramadhan telah berlalu.

"(Ramadhan adalah) momen untuk mengubah lifestyle kita menjadi lebih sehat, dan melanjutkan kebiasaan baik selama bulan Ramadan," ujar dr Nurul.

Puasa sunah Syawal merupakan puasa yang dilakukan selama enam hari pada bulan Syawal. Puasa ini bisa dimulai sejak hari kedua di bulan Syawal. Seperti dilansir Islamic Relief, puasa sunah Syawal dapat menjadi sarana untuk menebus kekurangan dalam kualitas puasa yang dilakukan seorang Muslim selama Ramadhan. Selain itu, orang yang menjalankan puasa sunah Syawal juga akan diganjar dengan pahala yang setara dengan satu tahun berpuasa.

sumber : Dok Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement