REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Budaya mudik lebaran sebagai tradisi di tengah masyarakat Indonesia juga diidamkan masyarakat berkebutuhan khusus, seperti penyandang disabilitas netra. Hanya saja, mereka memiliki keterbatasan dalam mengakses informasi dan fasilitas layanan terkait penyelenggaraan angkutan mudik lebaran, seperti perolehan tiket, ketersediaan angkutan, tingginya biaya perjalanan, serta faktor jaminan keamanan dan keselamatan dalam perjalanan.
Untuk memfasilitasi layanan penyelenggaraan mudik lebaran yang mudah, aman, dapat diakses dan ramah disabilitas, Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) bersama Rumah Aspirasi Tunanetra Indonesia menyelenggarakan program mudik lebaran bersama, gratis pulang pergi bagi para penyandang disabilitas tunanetra dan keluarganya pada Sabtu (29/3/2025) di Rumah Aspirasi Tunanetra Indonesia, Jakarta.
Salamah (40 tahun), peserta mudik gratis disabilitas netra mengatakan, dia dan suami serta anak-anak akan mudik ke Purwokerto, Jawa Tengah, untuk bertemu orang tua."Alhamdulillah (mudik gratis bersama untuk tunanetra) meringankan saya, saya mudik bersama keluarga, bersama suami dan anak dua," kata Salamah kepada Republika di Rumah Aspirasi Tunanetra Indonesia, Sabtu (29/3/2025).
Meski sang suami juga merupakan penyandang disabilitas netra, Salamah mengungkapkan, anaknya normal. Sehari-hari, Salamah dan suami menjadi tukang pijat di Depok. Sebagai tambahan, suaminya juga menjual kerupuk.
Suami dari Salamah, Maryono, berkisah dia sudah 23 tahun merantau di Depok. Maryono bertemu dengan Salamah pertamakali dengan Salamah di asrama dinas sosial setempat. Pertemuan mereka pun berlanjut hingga ke pelaminan dan memiliki anak.
"Dulu kita satu asrama, karena saking sayangnya Dinas Sosial, kita dipersempit, digusur jadi satu kamar," ujar Maryono sambil tertawa, kemudian disambut oleh Salamah yang berkata, "Jodoh, Mas."
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook