REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Juru bicara dan wakil ketua Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Behrouz Kamalvandi mengatakan, Iran akan bersikap tegas dalam mempertahankan hak-haknya. Kamalvandi pun menyatakan siap untuk kembali ke komitmen JCPOA jika hak-haknya dihormati, seperti dilaporkan Mehr News.
JPOA atau Joint Comprehensive Plan of Action adalah kesepakatan nuklir Iran yang ditandatangani pada 2015. Kesepakatan ini merupakan hasil perundingan antara Iran dan negara-negara P5+1, yaitu lima anggota tetap dewan keamanan PBB Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Inggris, dan Cina, serta Jerman.
Behrouz Kamalvandi mengatakan pada Ahad (23/3/2025), Iran harus menangguhkan sebagian dari komitmen nuklirnya menyusul penarikan sepihak AS dari kesepakatan tersebut. Dia menegaskan, tindakan Iran dilakukan usai satu tahun sejak penarikan AS.
Ia menegaskan kembali kesiapan Iran untuk kembali ke komitmennya jika hak-hak Iran dipertahankan. Menyoroti tekad Iran untuk mengambil kembali hak-haknya, ia mengungkapkan, tekanan-tekanan ini secara alami menimbulkan kerugian bagi negara, tetapi "Kami akhirnya akan muncul sebagai pemenang."
Ia merujuk pada upaya untuk menyalahkan Iran karena melakukan apa yang mereka sebut sebagai kegiatan nuklir yang tidak damai. Dia menegaskan, program nuklir Iran telah menjalani inspeksi nuklir yang paling ketat dan tidak ada negara lain yang diawasi seketat Iran.