REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menilai investasi emas merupakan langkah yang tepat seiring tren kenaikan harga emas. BSI menghadirkan layanan investasi emas melalui produk BSI Gold yang aman, mudah, dan tahan terhadap inflasi. Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan emas tetap menjadi pilihan utama investor sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi.
“Kami selalu berkomitmen menghadirkan layanan yang terbaik dan produk-produk yang akan memberikan manfaat positif untuk nasabah. Salah satunya yakni BSI Gold yang merupakan produk dari layanan bank emas atau bullion bank BSI. Apalagi bila melihat tren harga emas dunia yang cenderung meningkat, investasi emas merupakan langkah yang tepat,” ujar Anton dikutip Ahad (23/3/2025).
Berdasarkan data 20 Maret 2025, harga emas di Indonesia menembus Rp1.732.000 per gram, naik Rp19.000 atau 1,11 persen dari hari sebelumnya. Sejak awal tahun 2025 (year to date/ytd), harga emas meningkat Rp263.360 atau 18,33 persen. Secara tahunan (year on year/yoy), kenaikannya mencapai Rp618.360 atau 55,52 persen.
Kenaikan ini mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven. Harga BSI Emas Digital di platform BYOND by BSI per 20 Maret 2025 mencapai Rp1.732.000 per gram, naik Rp19.000 dari Rp1.713.000 per gram pada 19 Maret 2025. Sementara harga emas Antam mencapai Rp1.774.000 per gram pada 20 Maret 2025, naik Rp15.000 dari Rp1.759.000 per gram pada 19 Maret 2025.
Anton menegaskan, emas adalah instrumen investasi yang tahan terhadap inflasi dan menjadi aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global. Karena itu, BSI semakin menggarap pasar potensial di sektor investasi emas. Pada 26 Februari lalu, BSI telah memperoleh izin sebagai bank emas yang mencakup layanan penitipan dan perdagangan emas.
“BSI telah memiliki izin sebagai bank emas sehingga memungkinkan nasabah melakukan pembelian emas dengan harga yang terjangkau dan aman karena disimpan secara digital dan bisa ditarik menjadi emas batangan dengan cara yang mudah,” katanya.
Dalam enam bulan terakhir, harga emas naik sekitar 22 persen, dari Rp1,45 juta ke Rp1,77 juta per gram. Kenaikan ini turut berdampak pada pertumbuhan bisnis emas BSI, terutama melalui platform digital BYOND. Per 19 Maret 2025, penjualan BSI Emas Digital tumbuh secara YoY sebesar 240 persen dan secara MtD hampir 70 persen. Saldo BSI Emas Digital juga meningkat secara YoY sebesar 99 persen dan secara YtD sebesar 28 persen.
“Saat ini jumlah nasabah BSI Emas Digital hampir mencapai 200 ribu nasabah. Dengan kondisi harga emas yang terus meningkat dan mendorong masyarakat untuk membeli emas, kami berekspektasi pertumbuhan nasabah BSI Emas Digital akan mencapai peningkatan 2 sampai 3 kali,” papar Anton.
Nasabah dapat mengakses BSI Gold dengan mudah melalui aplikasi BYOND by BSI dan dapat mencetak emasnya di kantor cabang. Produk ini bisa dimulai dengan 5 gram atau setara Rp 8.617.300 yang dapat dicicil. Emas yang dijual memiliki kadar 99,99 persen dengan harga jual dan beli yang kompetitif.
“Total omset bisnis emas BSI saat ini mencapai Rp 28,7 triliun. Kami optimis kehadiran BSI sebagai bank emas pertama di Indonesia akan menjadi new game changer untuk memberikan diversifikasi instrumen investasi syariah yang aman, mudah, dan bisa diakses kapanpun dan di manapun,” ujarnya.