REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – “Ayo siapa yang belum mengaji?,” suara itu terdengar di antara kumpulan ibu-ibu lansia di Gallery Pemberdayaan Desa Berdaya Tegalurung, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Rabu (19/3/2025).
Seorang lansia yang semula sedang mengobrol dengan temannya pun langsung berdiri dan menuju ke depan. Di tempat itu sudah tersedia meja dan buku Iqro.
Dengan dibimbing seorang pengajar, lansia yang bernama Mak Karci (85) itu kemudian mengucapkan taawudz dan basmallah, dan langsung mengeja satu per satu huruf hijaiyah yang ditunjukkan oleh pengajar tersebut.
“Ba ta tsa ta tsa ja,” ucapnya berulang kali. Pengajar itupun tampak beberapa kali membetulkan bacaan huruf hijaiyah yang dibaca oleh Mak Karci. Ternyata, Mak Karci kerap tertukar antara bacaan ta dan tsa.
Dalam waktu bersamaan, ada pula sejumlah ibu-ibu yang sedang membaca Alquran dengan lancar. Mereka sebelumnya memang sudah bisa mengaji.
Mak Karci dan lansia lainnya itu sedang memgikuti kegiatan Pesantren Ramadhan Lansia, yang digelar Rumah Zakat. Usia yang sudah senja, tak menyurutkan semangat mereka dalam belajar membaca Alquran.
“Alhamdulillah senang sekali bisa ikut kegiatan Pesantren Ramadhan. Ini yang paling ditunggu-tunggu,” ucap Mak Karci, yang sudah mengikuti kegiatan ini selama beberapa tahun terakhir. Mak Karci mengaku, semasa kecil tak pernah belajar mengaji ataupun sekolah.
Dengan kondisi ekonomi keluarganya, ia harus bekerja keras mencari nafkah sejak usianya masih kanak-kanak. “Mak jadi gak bisa mengaji. Makanya senang sekali sekarang belajar mengaji,” tuturnya.
Dalam belajar mengaji itu, kendala yang dialami Mak Karci hanya pada penglihatannya yang tak lagi tajam meski sudah memakai kaca mata. Selain itu, daya ingatnya juga sudah menurun sehingga huruf-huruf Hijaiyah yang dibacanya terkadang tertukar.
Mak Karci pun tak merasa malu meski baru belajar mengaji di usia senjanya. Baginya, lebih baik terlambat daripada tidak bisa sama sekali. Apalagi, banyak teman-teman dan tetangganya yang juga mengikuti kegiatan tersebut.
“Semoga tahun depan masih bisa ketemu lagi dengan bulan Ramadhan. Sehat dan bisa ikut kegiatan pesantren lagi,” harap Mak Karci.
Relawan Inspirasi Rumah Zakat Desa Tegalurung, Lastri Mulyani, mengatakan, selain Mak Karci, banyak lansia lainnya yang baru belajar mengaji. “Dari 50 peserta, 60 persen di antaranya belum bisa mengaji,” kata Lastri.
Untuk itu, lanjut Lastri, dalam kegiatan Pesantren Lansia Ramadhan, pihaknya mengadakan pembelajaran membaca Iqro bagi yang belum bisa mengaji. Sedangkan bagi yang sudah bisa mengaji, maka mereka melakukan tilawah sebanyak satu juz per hari.
“Selama kegiatan ini berlangsung, mereka sudah dua kali khatam. Targetnya tiga kali,” ucap Lastri. Tak hanya mengaji dan belajar membaca Alquran bagi yang belum bisa mengaji, di Pesantren Ramadhan Lansia juga diadakan berbagai kegiatan lainnya.
Lastri mengatakan, pihaknya juga menghadirkan sejumlah penceramah maupun pemateri. Karenanya, setelah belajar mengaji, para lansia juga akan menerima ceramah atau materi lainnya yang dibutuhkan para lansia.
“Salah satunya materi tentang kesehatan bagi lansia yang disampaikan oleh pihak Puskesmas, sekaligus pemeriksaan kesehatan,” kata Lastri.
Lastri menyebutkan, kegiatan Pesantren Lansia Ramadhan merupakan agenda rutin yang diadakan setiap bulan suci Ramadhan. Adapun pelaksanaannya selama sepuluh hari, mulai pukul 09.30 WIB sampai masuk waktu sholat Dzuhur.
“Ini program rutin di desa berdaya lansia. Tujuannya untuk mengisi bulan Ramadhan supaya lebih produktif. Jadi di saat puasa, lansia tidak hanya berdiam diri di rumah, tapi ikut kegiatan yang sangat berguna,” tutur Lastri.