Rabu 19 Mar 2025 14:56 WIB

Beda antara Iblis, Setan dan Jin

Jin dan manusia yang berakal tetap berpotensi menjadi setan.

Jin terbuat dari nyala api (ilustrasi)
Foto: dok pexels
Jin terbuat dari nyala api (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengenal musuh adalah bagian dari perlawanan terhadapnya. Bagi orang yang beriman, iblis dan setan merupakan musuh yang nyata, seperti ditegaskan dalam Alquran surah Yasin ayat ke-60.

Lantas, siapakah iblis dan setan itu? Kemudian, bagaimana pula perbedaannya? Iblis dalam etimologi bahasa Arab diambil dari kata balasa, yang berarti 'tidak mempunyai kebaikan sedikit pun' (man la khaira ‘indah).

Baca Juga

Sebagian pakar bahasa Arab berpendapat, nama makhluk itu diambil dari kata ablasa, yang berarti putus asa. Sebab, iblis telah berputus asa dari rahmat Allah. Menurut riwayat, dahulu iblis bernama naail atau azazil. Setelah dikutuk Allah, ia dipanggil dengan nama iblis.

Jadi, iblis merupakan nama sesosok makhluk dari golongan jin. Maka, ia pun diciptakan oleh Allah dari nyala api (QS al-A’raaf: 12). Hal ini juga ditegaskan dalam surah al-Kahfi ayat ke-50. Artinya, "Dia (iblis) adalah dari golongan jin."

Dahulu, makhluk yang sebelumnya bernama naail atau azazil ini memiliki karakteritik saleh, bahkan bila dibandingkan dengan para malaikat. Secara penciptaan, ia lebih mulia dari malaikat yang hanya diciptakan dari cahaya. Adapun ia diciptakan dari biang cahaya itu, yakni api.

Ketika Allah mengatakan, ada di antara makhluknya yang akan menjadi iblis, seluruh malaikat meminta kepada Naail agar didoakan tidak dijadikan Allah menjadi iblis. Ia mendoakan seluruh malaikat, tetapi lupa mendoakan dirinya sendiri. Akhirnya, dirinyalah yang ternyata menjadi iblis.

Naail inilah yang dilaknat dan diusir dari surga karena membangkang kepada Allah ketika diperintahkan sujud kepada Adam (QS al-Baqarah [2]: 34). Setelah dilaknat, ia diberi nama iblis.

Ia lalu memohon kepada Allah agar dipanjangkan umur untuk bisa menyesatkan manusia. Jadi, hingga saat ini iblis masih terus eksis bersama anak keturunannya untuk menyesatkan orang-orang.

Adapun setan merupakan sifat dari iblis. Setan bukanlah makhluk, melainkan sifat. Sama halnya dengan kata munafik atau fasik. Jadi, sebutan setan tidak hanya berasal dari golongan jin saja, tetapi juga dari golongan manusia. Ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah, yang artinya, "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh, yaitu setan dari jenis manusia dan jin" (QS al-An’am [6] :112).

Dalam Majma’ al-Bahrain, klausul sya-thana disebutkan, setan secara etimologi bahasa Arab diambil dari kata sya-tha-na yang bermakna menjauh. Ini dimaksudkan mereka yang disebut setan jauh dari Allah dan menjauhkan orang beriman dari Rabb mereka.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement