REPUBLIKA.CO.ID, DOHA— Pakar militer Brigadir Jenderal Elias Hanna mengatakan bahwa operasi militer yang dilancarkan oleh Amerika Serikat terhadap kelompok Ansar Allah (Houthi) di Yaman benar-benar berbeda dari yang sebelumnya dan membawa pesan yang kuat.
Dalam sebuah analisis dikutip dari Aljazeera (18/3/2025), dia menambahkan bahwa serangan kali ini menargetkan pabrik-pabrik militer dan para pemimpin kelompok tersebut untuk mengacaukannya, selain itu juga diperluas secara geografis dan dilakukan oleh Amerika Serikat tanpa mitra.
Melalui operasi ini, Amerika Serikat ingin mengirimkan pesan politik tertentu kepada sejumlah pihak di kawasan, terutama Iran, yang telah menyatakan akan bertanggung jawab atas segala respons dari Houthi terhadap serangan-serangan ini, kata Hanna.
Menurut pakar militer tersebut, berbicara mengenai penggunaan kekuatan mematikan berarti menggunakan semua jenis senjata dan amunisi untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan informasi tertentu.
Trump menciptakan dilema
Namun Presiden Amerika Serikat Donald Trump menciptakan dilema dengan serangan-serangan ini, kata Hanna, karena dia tidak menetapkan tujuan politik yang jelas yang dapat dihentikan ketika tujuan itu tercapai.
Sebelumnya pada Senin (17/3/2025), Trump mengatakan bahwa Iran akan bertanggung jawab atas serangan lebih lanjut yang dilakukan oleh kelompok ini, menyusul serangan udara Amerika Serikat terhadap posisi-posisi kelompok ini di Yaman.
"Mulai sekarang, setiap tembakan yang dilepaskan oleh Houthi akan dianggap berasal dari senjata dan kepemimpinan Iran, dan Iran akan bertanggung jawab dan akan menghadapi konsekuensi yang serius," ujar Trump melalui TruthSocial.
Para pejabat pemerintahan Trump sebelumnya telah menuduh Iran mendukung Houthi, mengindikasikan bahwa serangan Amerika Serikat terhadap posisi-posisi kelompok ini di Yaman mengirimkan pesan kepada Teheran.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Michael Waltz, mengumumkan pada Ahad bahwa serangan yang dilakukan oleh pasukan AS pada Sabtu malam di daerah-daerah di bawah kendali Houthi di Yaman telah menewaskan "banyak" pemimpin mereka, dan mengeluarkan peringatan kepada Iran untuk berhenti mendukung kelompok tersebut dan serangan angkatan lautnya.
Iran sebelumnya mengatakan akan menanggapi "dengan tegas" setiap langkah yang melanggar kedaulatan, keamanan, dan kepentingan nasionalnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, mengatakan bahwa rakyat Yaman akan memutuskan sendiri langkah-langkah apa yang mereka anggap tepat untuk mendukung rakyat Palestina.
BACA JUGA: Ingin Mudah Bangun Sholat Subuh? Coba Lakukan 12 Cara Ini, di Antaranya Sunnah Nabi SAW
Di Yaman, juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengatakan pada hari Senin bahwa pasukannya menargetkan kapal induk Amerika Serikat Harry Truman untuk kedua kalinya dalam 24 jam.
Juru bicara tersebut memperbarui komitmen kelompok tersebut untuk mencegah navigasi kapal-kapal Israel di wilayah operasi mereka hingga pengepungan di Jalur Gaza dicabut.