Senin 17 Mar 2025 21:32 WIB

Pejabat Mesir-Israel Bahas soal Pembebasan Sandera Gaza di Kairo

Netanyahu menyatakan pemimpin otoritas Israel telah menginstruksikan tim negosiasi.

Anak-anak pengungsi Palestina antri untuk menerima porsi makanan dari dapur amal sebelum berbuka puasa, di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, 10 Maret 2025.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Anak-anak pengungsi Palestina antri untuk menerima porsi makanan dari dapur amal sebelum berbuka puasa, di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, 10 Maret 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pejabat senior Mesir menerima negosiator Israel untuk mengadakan pembicaraan mengenai pembebasan sandera yang ditahan di Gaza, menurut kantor pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad (16/3/2025).

"Tim negosiasi (Israel) saat ini sedang bertemu dengan pejabat senior Mesir untuk membahas masalah para sandera," tulis pernyataan tersebut.

Baca Juga

Pihak berwenang Mesir belum memberikan komentar terkait pertemuan itu.

Sementara itu, fase pertama kesepakatan gencatan senjata di Gaza serta pertukaran tahanan dan sandera yang dimulai pada 19 Januari telah berakhir pada awal Maret. Namun, Israel hingga kini terus menolak melanjutkan fase kedua kesepakatan tersebut.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina di Gaza dan menghancurkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza.

Pada Sabtu malam, kantor Netanyahu menyatakan pemimpin otoritas Israel telah menginstruksikan tim negosiasi untuk mempersiapkan pembicaraan berdasarkan tanggapan para mediator terhadap proposal utusan AS, Steve Witkoff, yang menyerukan "pembebasan segera 11 sandera yang masih hidup dan separuh dari sandera yang telah meninggal."

Namun, Channel 12 Israel dan beberapa media Israel lainnya melaporkan versi berbeda dari proposal tersebut.

Menurut sumber mereka, rencana Witkoff mencakup pembebasan lima sandera yang masih hidup -- termasuk tentara Israel-Amerika Aidan Alexander -- serta penyerahan jenazah 10 sandera, dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina dan penghentian operasi militer selama 42 hingga 50 hari, sementara negosiasi berlanjut untuk mencapai penghentian perang secara permanen.

Pada Jumat, Hamas menyatakan pihaknya menerima proposal yang didukung mediator untuk membebaskan tentara Israel-Amerika tersebut serta jenazah empat sandera berkewarganegaraan ganda.

 

sumber : Antara / Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement