REPUBLIKA.CO.ID, Kehidupan rumah tangga Nabi Ismail mengalami ujian manakala harus menetap di Makkah al-Mukaramah. Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam buku Sirah Nabawiyah mengisahkan, suatu ketika Nabi Ibrahim Alaihissalam hendak menjenguk keluarga yang ditinggalkannya.
Nabi Ibrahim pun datang setelah pernikahan Nabi Ismail. Ketika tiba di rumah Nabi Ismail di Makkah, ternyata Nabi Ibrahim tidak bertemu Nabi Ismail yang sedang tidak ada di rumah.
Maka Nabi Ibrahim bertanya kepada istri Nabi Ismail tentang bagaimana keadaan mereka berdua. Istri Nabi Ismail mengeluhkan kehidupan mereka yang miskin kepada Nabi Ibrahim.
Maka Nabi Ibrahim menitip pesan, agar istrinya menyampaikan kepada Nabi Ismail untuk mengubah palang pintu rumahnya. Setelah diberitahu oleh istrinya terkait pesan Nabi Ibrahim tersebut, Nabi Ismail mengerti maksud pesan Nabi Ibrahim.
Maka Nabi Ismail menceraikan istrinya dan menikah lagi dengan wanita lain, yaitu putri Mudhadh bin Amru, pemimpin dan pemuka kabilah Jurhum.
Setelah pernikahan Nabi Ismail yang kedua ini, Nabi Ibrahim datang lagi ke Makkah untuk menemui Nabi Ismail. Namun, lagi-lagi Nabi Ibrahim tidak bisa bertemu dengan Nabi Ismail.
Nabi Ibrahim bertanya kepada istri Nabi Ismail yang baru tentang keadaan mereka berdua.
Jawaban istri Nabi Ismail adalah pujian kepada Allah SWT. Kemudian, Nabi Ibrahim kembali lagi ke Palestina setelah menitipkan pesan lewat istri Nabi Ismail agar Nabi Ismail memperkokoh palang pintu rumahnya.