Ahad 02 Mar 2025 16:39 WIB

Ramadhan di Gaza: Sahur di Tengah Puing, Tarawih tanpa Masjid dan Adzan

Umat Muslim Gaza sambut Ramadhan dengan keterbatasan

Umat Muslim di Gaza melaksanakan sholat tarawih di masjid darurat.
Foto: Aljazeera
Umat Muslim di Gaza melaksanakan sholat tarawih di masjid darurat.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA— Para pengungsi Palestina di kamp pengungsian Al-Shati, sebelah barat Kota Gaza, sedang berusaha menyelesaikan pembangunan pusat ibadah alternatif yang baru dibangun setelah pasukan penjajah Israel menghancurkan masjid-masjid di kamp tersebut selama perang di Gaza.

Ini bukan masjid pertama yang dibangun di atas reruntuhan masjid. Lebih dari 400 masjid telah dibangun di Jalur Gaza dengan peralatan sederhana seperti kayu dan terpal plastik untuk menggantikan 1109 masjid yang sebagian atau seluruhnya dihancurkan oleh pesawat tempur Israel.

Baca Juga

Tidak Ada Adzan

"Saya tidak pernah hidup lebih keras dari perang ini selama tujuh dekade dalam hidup saya, dan untuk pertama kalinya kami tidak bisa mendengar suara adzan, dan kami hampir tidak berusaha menyediakan alternatif untuk salat selama Ramadhan ," kata lansia Adnan Lotfi, yang mencoba dengan yang lain untuk menyediakan pengeras suara untuk mengumandangkan adzan meskipun ada kelangkaan pengeras suara di Jalur Gaza, dikutip dari Aljazeera, Ahad (2/3/2025). 

Pria lanjut usia itu menjelaskan, penjajahan telah membuat mereka kehilangan segalanya, termasuk melaksanakan salat Subuh dan Isya di masjid-masjid yang tersisa karena kegelapan yang menyelimuti Jalur Gaza, yang tidak dialiri listrik sejak awal perang lebih dari 500 hari yang lalu.

Dengan tumpukan puing-puing yang menumpuk di sebagian besar jalan di kegubernuran Gaza, para lansia kesulitan untuk mencapai masjid yang biasa mereka datangi.

Rehabilitasi

Di lingkungan Al-Amal di gubernuran Khan Younis barat di Jalur Gaza selatan, para jemaah melaksanakan salat Tarawih di sekitar reruntuhan masjid yang dihancurkan oleh pesawat-pesawat tempur, sementara sang imam berhati-hati untuk tidak memperpanjang waktu salat karena cuaca dingin dan kegelapan yang menyelimuti tempat itu, karena suara-suara pesawat tak berawak Israel menghalau kekhusyukan para jamaah.

BACA JUGA: Masya Allah, Anak Kecil Ini Jawab Tes Alquran Syekh Senior Al Azhar Mesir dengan Cerdas

 

Masjid-masjid di Gaza biasanya mempersiapkan diri lebih awal untuk menyambut Ramadhan dan bersaing satu sama lain untuk mendapatkan imam yang bersuara merdu, namun perang di Gaza telah membuat mereka kehilangan imam sejak Ramadhan lalu.

Kementerian Wakaf dan Urusan Agama di Gaza telah berupaya merehabilitasi dan merestorasi sejumlah masjid sebagai bagian dari pemulihan kehidupan di Jalur Gaza yang hancur.

photo
Umat Muslim Gaza melaksanakan sahur bersama di tengah puing - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement