REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ramadhan tahun ini telah tiba. Umat Islam Indonesia akan melaksanakan ibadah puasa perdana pada Sabtu (1/3/2025). Namun, dalam melaksanakan puasa umat Islam terkadang lupa membaca niat, sehingga sia-sia puasanya.
Lalu bagaimana agar ibadah puasa kita tetap aman?
Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof Nasaruddin Umar memperkenalkan dua macam niat puasa yang bisa menghindarkan dari ibadah puasa yang sia-sia, yaitu niat puasa ala Imam Syafi'i dan Imam Abu Hanifah.
"Tentu saja yang pertama adalah konsep niat berpuasa menurut Imam Syafii," ujar Nasaruddin dalam tausiyahnya sebelum melaksanakan sholat Tarawih perdana di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (28/2/2025) malam.
Dia menjelaskan, Mazhab Syafi'i sendiri banyak dianut oleh umat Islam di Asia Tenggara dan sejumlah negara Timur Tengah. Menurut Imam Syafii, kata dia, niat berpuasa itu harus dilakukan pada malam hari.
Karena itu, dia mengajak kepada jamaah sholat Tarawih Masjid Istiqlal untuk segera membaca niat puasa setelah melaksanakan sholat berjamaah.
"Jangan nanti sahur baru berniat berpuasa besok. Itu sudah bukan besok, itu sudah paginya itu. Jadi setiap malam kita harus berniat berpuasa," ucap dia.
"Tolong diingatkan anak-anaknya, keluarganya, dan adik-adiknya di rumah ya," kata Nasaruddin.
Dia pun membaca niat puasa ala Imam Syafi'i yang bisa dibaca setiap malam untuk berpuasa besok harinya. Berikut bacaannya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya berniat puasa besok untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala".
Namun, menurut dia, ada juga niat puasa yang diajarkan Imam Mazhab lain, yaitu Imam Abu Hanifah. Menurut Mazhab ini, kata dia, umat Islam bisa membaca niat satu kali saja selama sebulan Ramadhan penuh.
"Menurut Imam Abu Hanifah kita bisa berniat puasa sekali di awal saja ya," jelas Nasaruddin.
Karena itu, dia mengajak kepada umat Islam untuk membackup niat puasanya dengan niat ala Imam Abu Hanifah ini. Sehingga, ketika lupa membaca niat puasa yang harus dibaca setiap malam (ala Imam Syafii), ibadah puasanya tidak sia-sia.
"Jadi saya ingin menyampaikan kepada bapak-ibu sekalian untuk membackup niat menurut versi Imam Syafii dengan cara malam ini kota berniat (niat ala Abu Hanifah)," ucap dia.
Dengan membaca niat puasa ala Imam Abu Hanifah ini, kata dia, umat Islam hanya perlu membaca niat satu kali saja di awal Ramadhan. Berikut bacaannya:
نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya berniat puasa sebulan Ramadhan penuh tahun ini karena Allah Ta'ala".
Dengan membaca niat puasa di atas, menurut Nasaruddin, umat Islam yang lupa berniat puasa setiap malam, maka akan ditutupi dengan niat versi Abu Hanifa ini.
Dia pun juga mengaku sering lupa membaca niat puasa setiap malam, sehingga dia membackup-nya dengan niat puasa ala Imam Abu Hanifah.
"Jadi saya berniat dua kali," ujar dia.