REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Kerajaan Arab Saudi Fahd Abdulrahman Al-Jalajel membahas berbagai isu yang terkait dengan kesehatan dan ketenagakerjaan dalam kunjungannya ke Indonesia awal pekan ini.
"Jadi, saya bersyukur karena dapat menyepakati beberapa proyek kesehatan dalam pembicaraan saya dengan Menteri Kesehatan Budi," kata Menkes Fahd dalam arahan kepada media di Kediaman Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia di Jakarta, Senin (24/2).
Fahd mengatakan bahwa dalam pembicaraannya dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, dirinya membahas berbagai isu dan topik yang berkaitan dengan kesehatan, termasuk aplikasi virtual kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan dengan kesehatan secara khusus.
Dalam kunjungannya ke Kementerian Kesehatan RI, Menteri Kesehatan Arab Saudi itu juga memfasilitasi empat nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan kesehatan Arab Saudi Health Holding Company dengan tiga perguruan tinggi Indonesia seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA).
Nota kesepahaman tersebut adalah terkait dengan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan, antara lain melalui pertukaran tenaga kesehatan dan pertukaran ilmu pengetahuan. Terkait rencana pelatihan bagi tenaga kesehatan Indonesia ke Arab Saudi, Fahd juga melakukan pembicaraan dengan Menteri Ketenagakerjaan RI Yassierli dan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding untuk membahas isu ketenagakerjaan untuk bidang kesehatan.
"Alhamdulillah, kita membahas beberapa isu yang berkaitan dengan ketenagakerjaan," katanya. Lebih lanjut, Fahd mengatakan bahwa saat ini telah ada 98 perawat Indonesia yang bekerja di Arab Saudi.
Melalui kesepakatan penguatan kapasitas SDM tersebut, dia berharap akan ada lebih banyak lagi tenaga kesehatan Indonesia yang melakukan pelatihan dan bekerja di negara itu. Untuk mengimplementasikan kerja sama tersebut, Saudi juga mendorong peningkatan keterampilan bahasa sehingga para tenaga kesehatan Indonesia yang bekerja di negara itu dapat mengikuti pelatihan atau bekerja dengan optimal.