Ahad 09 Feb 2025 05:48 WIB

Lima Pesan PP Muhammadiyah untuk HPN 2025: Perhatikan Cover Both Side Hingga AI

Pers nasional diharapkan menjalankan fungsinya secara utuh.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir
Foto: muhammadiyah
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan selamat atas Hari Pers Nasional (HPS) yang jatuh pada 9 Februari 2025. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, peringatan tersebut dimaknai sebagai wujud penghargaan atas peran pers dalam mencerdaskan bangsa dan menjaga demokrasi Indonesia. 

Haedar menyampaikan beberapa poin yang perlu direfleksikan pada HPN kali ini. Pertama, pers nasional saat ini diharapkan betul-betul menjalankan fungsinya secara utuh dan komprehensif bukan semata-mata fungsi kontrol sosial tetapi juga edukasi dan menyajikan informasi yang objektif, adil, mencerahkan, dan mencerdaskan bangsa. 

Baca Juga

Dengan semakin bebasnya ekosistem pers, kata Haedar, diharapkan tetap menjunjung tinggi kebenaran, kebaikan, dan nilai-nilai luhur kehidupan. Seraya menjauhi hoaks, provokasi, menebar kebencian dan permusuhan, serta hal-hal yang meluruhkan martabat, kebaikan, dan persatuan bangsa. 

“Asas cover both side mesti dipegang teguh seraya dikembangkan penyajian informasi yang memberi banyak pandangan agar tidak bersifat tendensius dan monolitik,” kata Haedar, Sabtu (8/2/2025).

Kedua, pers nasional dalam usaha mencerdaskan bangsa diharapkan memberikan edukasi yang objektif, berbasis pengetahuan, dan memberi kesempatan kepada seluruh warga untuk menyerap informasi secara demokratis. Haedar menyebut, berilah rakyat informasi yang lengkap dan sudut pandang dari berbagai aspek, sehingga tidak menimbulkan bias dan opini yang monolitik di hadapan rakyat. 

Rakyat, katanya, berhak untuk memilah dan memilih informasi yang disajikan secara objektif, berimbang, dan demokratis. Untuk itu, pers diharapkan untuk menghindari pencampuradukan fakta dan opini, lebih-lebih yang bersifat tendensius dan hanya bersandarkan pada satu sudut pandang. 

“Hargai pilihan-pilihan baik kelompok-kelompok masyarakat secara bermartabat tanpa dihakimi sepihak sebagai wujud menghargai prinsip demokrasi,” jelas Haedar.

photo
Dunia jurnalistik (ilustrasi). - (simplyzesty.com)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement