REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif menyerukan pembentukan aliansi militer antarnegara Muslim yang serupa dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Pembentukan aliansi tersebut dinilai untuk merespons agresi Israel yang menargetkan Doha, baru-baru ini.
Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Pakistan, Geo News, pada Selasa (16/9/2025), setelah pertemuan puncak darurat Arab-Islam yang diselenggarakan di Qatar.
Asif menekankan perlunya kekuatan militer Muslim yang bersatu untuk mengatasi masalah keamanan bersama dan ancaman eksternal. "Negara-negara Muslim harus mengakui tantangan bersama mereka dan membentuk NATO Islam," ujar dia.
Ia menambahkan, agresi tersebut tidak mungkin terjadi tanpa persetujuan AS. Menurut dia, serangan terhadap para pemimpin Hamas dilancarkan "dengan persetujuan Washington."
Menteri Pakistan itu mengkritik peran Barat yang lebih luas dalam menciptakan ketidakstabilan di Timur Tengah. Ia merujuk pada sejarah keterlibatan Amerika dalam pembentukan al-Qaeda, serta peran CIA dalam merelokasi Osama bin Laden dari Sudan.
Lebih lanjut, Asif mencatat bahwa perkembangan di Suriah, termasuk upaya pergantian rezim, dilakukan dengan dukungan implisit AS.
Insiden ini memicu kecaman luas di seluruh dunia Muslim dan kembali menyerukan strategi pertahanan kolektif. Asif mendesak negara-negara Muslim untuk mengevaluasi kembali aliansi dan menghadapi apa yang ia sebut sebagai "musuh yang bersahabat."
