Kamis 06 Feb 2025 11:49 WIB

Senang Bashar Assad Terjungkal, Kini Warga Suriah Sedih karena Ekonomi Terpuruk

Suriah sedang berupaya menuju stabilitas pembangunan.

Warga merayakan jatuhnya ibu kota Damaskus ke tangan pasukan oposisi, di Homs, Suriah,  Ahad (8/12/2024). Kekuasaan Partai Baath di Suriah tumbang pada Ahad (8/12/2024). Hal itu ditandai ibu kota Damaskus lepas dari kendali rezim Presiden Bashar al-Assad. Runtuhnya kekuatan pasukan Assad di ibu kota mengakhiri 61 tahun pemerintahan Partai Baath yang penuh kekerasan dan 53 tahun kekuasaan keluarga Assad. 
Foto: AP Photo/Ghaith Alsayed
Warga merayakan jatuhnya ibu kota Damaskus ke tangan pasukan oposisi, di Homs, Suriah, Ahad (8/12/2024). Kekuasaan Partai Baath di Suriah tumbang pada Ahad (8/12/2024). Hal itu ditandai ibu kota Damaskus lepas dari kendali rezim Presiden Bashar al-Assad. Runtuhnya kekuatan pasukan Assad di ibu kota mengakhiri 61 tahun pemerintahan Partai Baath yang penuh kekerasan dan 53 tahun kekuasaan keluarga Assad. 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberhasilan pasukan pimpinan Ahmad al Sharaa alias al Julani (Haiat Tahrir Syam/HTS) menggulingkan Bashar Assad disambut banyak pihak dengan kebahagiaan. Ribuan warga Suriah di pengasingan kembali ke daerah asalnya.

Namun kebahagiaan itu tidak berjalan lama. Kantor berita Reuters menerbitkan laporan tentang situasi pengungsi Suriah yang memutuskan untuk kembali ke tanah air mereka dari Turki setelah jatuhnya rezim sebelumnya. Ini menunjukkan penyesalan mereka atas kepindahan itu setelah dikejutkan oleh kondisi kehidupan yang keras dan situasi ekonomi yang sulit.

Baca Juga

Reuters melaporkan pengalaman beberapa orang pengungsi Suriah, seperti "Kebahagiaan Ahmed Al Syekh saat kembali ke tanah airnya Suriah dari negara tetangga Turki setelah jatuhnya rezim sebelumnya berubah menjadi kekecewaan yang pahit karena kondisi kehidupan yang keras di Suriah setelah sekitar 13 tahun perang.

Syekh adalah salah satu dari 35.000 warga Suriah yang meninggalkan Turki menuju Suriah dengan penuh harapan selama tiga minggu pertama setelah Assad digulingkan pada 8 Desember, menyerahkan hak mereka untuk kembali ke Turki setelah menandatangani dokumen pemulangan sukarela.

Dia merupakan salah satu penggemar berat orang-orang yang mengambil alih pemerintahan baru di Suriah, karena ia bermimpi membangun kembali rumahnya yang telah dibom di Aleppo, dan kini ia merasa terusik oleh kondisi kehidupan yang relatif buruk, serta minimnya kesempatan kerja dan pendidikan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement