Jumat 31 Jan 2025 07:47 WIB

Akhir Tragis Salwan Momika Pembakar Alquran dan Bangkitnya Ateisme di Negara Arab

Salwan Momika berulang kali bakar Alquran

Rep: Teguh Firmansyah / Red: Nashih Nashrullah
Salwan Momika terlihat menendang Alquran.
Foto: EPA-EFE/Oscar Olsson
Salwan Momika terlihat menendang Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kematian Salwan Momika, pembakar Alquran yang tengah menghadapi tuntutan hukum di Swedia, menyisakan sebuah sisi pelik yakni tentang latarbelakangnya sebagai seorang ateis.

Padahal dia, berasal dari Irak, yang menjadi salah satu sentra sekaligus basis kuat Islam dan agama lain seperti Kristen. Fenomena ini menguak fakta yang sudah banyak diungkap studi mutakhir ihwal meningkatnya jumlah ateis di negara-negara Arab, tak terkecuali Irak, negara asal Salwan Momika.

Baca Juga

Orang-orang Arab semakin banyak yang mengatakan bahwa mereka tidak lagi beragama, menurut survei terbesar dan paling mendalam yang pernah dilakukan di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Temuan ini merupakan salah satu dari sejumlah temuan tentang perasaan orang Arab terhadap berbagai isu, mulai dari hak-hak perempuan dan migrasi hingga keamanan dan seksualitas.

Lebih dari 25 ribu orang diwawancarai untuk survei ini untuk BBC News Arabic oleh jaringan penelitian Arab Barometer di 10 negara dan wilayah Palestina antara akhir 2018 dan musim semi 2019.

Sejak 2013, jumlah orang di seluruh wilayah yang mengidentifikasi diri mereka sebagai "tidak religius" telah meningkat dari 8 persen menjadi 13 persen. Peningkatan terbesar terjadi pada kelompok usia di bawah 30 tahun, di mana 18 persen di antaranya mengaku tidak religius, menurut penelitian tersebut. Hanya Yaman yang mengalami penurunan dalam kategori ini.

Kajian sebelumnya juga menemukan temuan serupa pada 2015 lalu. Di laman New Republic, Ahmed Benchemsi menulis:

Musim Semi Arab mungkin telah terhenti, atau bahkan surut, namun dalam hal keyakinan dan sikap keagamaan, sebuah dinamika generasi sedang terjadi. Sejumlah besar individu mulai menjauh dari religiusitas hafalan yang secara refleks diasosiasikan oleh orang Barat dengan dunia Arab.

Pada 2012, jajak pendapat WIN/Gallup International yang luas menemukan bahwa 5 persen warga negara Arab Saudi-lebih dari satu juta orang-mengidentifikasi diri mereka sebagai "ateis yang yakin," persentase yang sama dengan di Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement