REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Gencatan senjata menjadi momentum bersejarah bagi warga Gaza Palestina. Mereka yang ditahan oleh zionis Israel secara bertahap akan dibebaskan. Kemudian mereka akan berkumpul dengan keluarga.
Banyak warga Palestina, termasuk pasukan Izzuddin al Qassam yang merupakan sayap militer Hamas, bergembira. Mereka tumpah ruah ke jalan menunjukkan kebahagiaan. Mereka seperti menunjukkan kepada dunia bahwa Hamas menang mutlak di Gaza, sedangkan Israel yang sejak 400 hari lalu berambisi menghancurkan Hamas ternyata gagal total.
Sikap masyarakat Israel terhadap konsep “kemenangan mutlak” mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap kepemimpinan politik dan militer, karena banyak yang menilai konsep ini telah menjadi simbol janji-janji kosong yang tidak sejalan dengan kenyataan.
Pasca perjanjian gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tawanan, masyarakat menganggap Hamas adalah pemenang sebenarnya, sementara Israel menghadapi kerugian manusia dan ekonomi tanpa mencapai perubahan strategis apa pun.
Israel merasa bahwa konsep ini mencerminkan kegagalan dalam mengelola perang dan konflik, dengan terus adanya ancaman keamanan dan ekspektasi akan terjadinya babak baru perang, yang telah meningkatkan rasa frustrasi dan putus asa atas tidak adanya visi nyata yang menjamin keamanan. dan stabilitas bagi “Israel” sesuai dengan janji-janji yang telah dibuat dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, sebagaimana diberitakan al Mayadeen.