Jumat 17 Jan 2025 21:35 WIB

Gencatan Senjata Gaza, FPN: Siasat Bumi Hangus Israel tak Mampu Kalahkan Pejuang Palestina

Hamas Israel sepakat melakukan gencatan senjata

Warga Palestina merayakan pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 15 Januari 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina merayakan pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 15 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Free Palestine Network (FPN) menyambut gembira kabar gencatan senjata antara Palestina dan Israel.

Menurut Sekjen FPN, Furqan AMC gencatan senjata ini adalah kemenangan rakyat dan pejuang Palestina yang dengan sabar dan gigih melawan penjajah zionis Israel.

Baca Juga

"Gencatan senjata ini adalah buah kesabaran revolusioner rakyat dan pejuang Palestina yang pantang menyerah melawan penjajah zionis Israel," ungkap Furqan AMC dalam keterangannya kepada media, Jumat (17/1/2025).

"Praktik genosida dan bumi hangus penjajah zionis Israel tidak bisa mematahkan tekad dan perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka," tegas Furqan.

Lebih lanjut Furqan menyebut, sesumbar Netanyahu yang ingin menghancurkan Perlawanan Palestina telah gagal total. Bahkan dukungan rakyat Palestina bagi para pejuang mereka semakin kuat meskipun mereka menanggung derita oleh serangan Israel.

"Meskipun didukung penuh Amerika dan sekutu-sekutunya, penjajah zionis Israel tidak berhasil mencapai tujuan perangnya. Zionis Israel menyerah menghadapi kesabaran dan kegigihan perjuangan rakyat Palestina," jelas Furqan.

Sementara itu Ketua Dewan Pakar FPN, Dr Dina Yulianti menambahkan, daya tawar Palestina yang tinggi di perundingan juga didukung oleh serangan dan dukungan yang konsisten dari front perlawanan Yaman, Lebanon, Irak, dan Iran selain tentunya juga dukungan solidaritas publik seluruh dunia.

Namun Dina mengingatkan, walaupun kita menyambut gembira gencatan senjata ini, Israel belum bisa dipercaya sepenuhnya, karena jejak rekamnya yang sering melanggar gencatan senjata dan mengabaikan hukum internasional.

"Belum 24 jam setelah pengumuman gencatan senjata, Israel kembali mengebom rakyat Gaza. Ketika di Lebanon Israel menyepakati gencatan senjata dengan Hizbullah 27 November 2024 lalu, lebih 500 kali Israel melanggar gencatan senjata dengan tetap membom desa-desa dan kota di Lebanon selatan," jelas Dina yang dikenal sebagai pakar Asia Barat/Timur Tengah dari Universitas Padjadjaran ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement