REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Juru bicara militer Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, menyatakan pada Kamis (17/1/2025), pasukan penjajah Israel memborbardir lokasi tempat seorang tawanan perempuan yang akan dibebaskan. Padahal, pembebasan tawanan tersebut merupakan bagian tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan.
Dalam sebuah postingan di Telegram, Abu Ubaida memperingatkan, "Setiap agresi atau pengeboman oleh pendudukan selama tahap ini dapat mengubah kebebasan seorang tawanan menjadi tragedi," ujar dia seperti dilaporkan Al Mayadeen.
Sebelumnya, Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan upaya yang berhasil untuk menengahi perjanjian gencatan senjata di Gaza. Selama jumpa pers, Al Thani mengonfirmasi bahwa kedua pihak Palestina dan Israel telah menyetujui ketentuan gencatan senjata, yang akan dilaksanakan pada Ahad (19/1/2025).
Pemimpin Qatar menekankan bahwa pekerjaan sedang berlangsung dengan pendudukan Israel dan pejuang Hamas untuk memastikan kelancaran pelaksanaan langkah-langkah perjanjian. Ia juga mengungkapkan bahwa gencatan senjata akan dilaksanakan secara bertahap, dengan rincian lebih lanjut tentang tahap kedua dan ketiga akan diumumkan setelah selesainya tahap pertama.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Hamas akan membebaskan 33 tawanan dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina. Al Thani menyoroti peran Qatar dalam memfasilitasi negosiasi. Dia memuji peningkatan kerja sama dari pemerintahan AS saat ini dan yang akan datang dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Perjanjian yang disepakati tersebut menguraikan kerangka kerja sebelas klausul, menandai langkah penting menuju penyelesaian perang yang sedang berlangsung dan penanganan krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.