REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Muncul wacana untuk meliburkan siswa selama sebulan penuh pada Ramadhan. Seperti apakah tradisi ulama salaf selama Ramadhan?
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah bin al-Ja'fii al-Bukhari yang lebih dikenal sebagai Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya setiap tahunnya Malaikat Jibril Alaihissalam membacakan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW. Kegiatan tersebut dilakukan pada setiap malam selama bulan Ramadhan.
Berdasarkan hadits tersebut para salafush-shaleh sangat memperhatikan amalan membaca Alquran di bulan suci Ramadhan. Hingga saat ini, sebagian umat Islam ada yang mencurahkan waktu dan tenaganya untuk mengkhatamkan Alquran di bulan Ramadhan.
Sayyidah Aisyah radhiyallahu anha di saat Ramadhan memulai membaca Alquran sejak awal siang. Ternyata para tabi’in lainnya juga melakukan hal yang sama, contohnya Zubaid bin Harits al-Yami.
Zubaid bin Harits al-Yami seorang ulama ahli hadits dari kalangan tabi’in, ketika memasuki bulan Ramadhan akan mengumpulkan banyak Alquran untuk dibaca bersama murid-muridnya dan sahabat-sahanatnya.
Aswad bin Yazid an-Nakha’i al-Kufi juga mengkhatamkan Alquran saat bulan suci Ramadhan setiap dua hari. Aswad bin Yazid an-Nakha’i al-Kufi hanya tidur di waktu antara Maghrib dan Isya.
Qatadah bin Diamah seorang perawi hadits dari kota Basrah, Irak. Dalam hari-hari biasa, ia mengkhatamkan Alquran sekali tiap pekan. Tetapi saat memasuki bulan suci Ramadhan, ia mengkhatamkan Alquran sekali dalam tiga hari. Tapi di sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadhan, Qatadah bin Diamah mengkhatamkan Alquran sekali dalam semalam.
Said bin Jubair seorang tabi'in, ulama ahli tafsir dan sahabat Ibnu Abbas. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu saat Said bin Jubair membaca Alquran di Al-Haram pada bulan suci Ramadhan.
Kemudian Said bin Jubair berkata kepada Wiqa bin Abi Iyas, “Pegangkan Mushaf ini.” Said bin Jubair tidak pernah beranjak dari tempat duduknya itu, kecuali setelah mengkhatamkan Alquran.
Diriwayatkan juga dari Said bin Jubair pernah mengatakan, "Jika sudah masuk sepuluh hari terakhir (bulan suci Ramadhan), aku melakukan mujahadah yang hampir tidak mampu aku lakukan."
Said bin Jubair juga menasihati, “Di malam sepuluh terakhir (bulan Ramadhan) jangan kalian matikan lentera.” Maksudnya agar umat Islam menghidupkan malamnya dengan membaca Alquran.