REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Profesor Iim Halimatusa'diyah mengatakan, aspek agama bisa mengarahkan individu peduli pada lingkungan khususnya terkait perubahan iklim.
"Aspek agama bisa kita dorong diarahkan pada sesuatu yang positif dan dalam konteks pembangunan itu untuk memberikan kesadaran terkait pembangunan yang berwawasan lingkungan," ujar dia dalam kegiatan "Refleksi Akhir Tahun" yang diadakan BRIN di Jakarta, Senin.
Untuk sampai ada pendapat ini, Iim melalui menganalisis beberapa pandangan keagamaan terkait perubahan iklim.
Dia dan tim peneliti menemukan ada kaitan antara perilaku ramah lingkungan dan nilai-nilai agama. Individu yang lebih sering mempraktikkan ajaran agamanya, cenderung menerapkan perilaku ramah lingkungan.
Interpretasi mempraktikkan ajaran agama di sini, bukan fokus pada ibadah seperti shalat, tetapi pada komitmen. Ini didasarkan pada pandangan bahwa mempraktikkan ritual agama membutuhkan komitmen.
"Mau 'zero waste', ke mana-mana bawa kantong sendiri, mendaur ulang sampah, butuh komitmen lebih. Komitmen dalam mempraktikkan agama kayak menanamkan nilai itu sehingga mereka mau berkomitmen di aspek lain termasuk lingkungan," katanya.
Berkaca pada satu analisis ini, dia mengatakan bahwa potensi agama bisa mendorong seseorang atau komunitas dapat membawa pada kebaikan bagi kehidupan.
"Dalam konteks perubahan iklim, yang akan merasakan akibatnya semua orang, aspek agama bisa kita dorong diarahkan pada sesuatu yang positif dan dalam konteks pembangunan itu untuk memberikan kesadaran terkait pembangunan yang berwawasan lingkungan," katanya.
Lihat postingan ini di Instagram