Ahad 15 Dec 2024 14:01 WIB

Mengejutkan, Angka Muslim di Seluruh Dunia Capai Miliaran, Begini Penjelasan Menag

Menag ungkap alasan pesatnya perkembangan Islam.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar.
Foto: Dok Istimewa
Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar mengatakan, populasi muslim di dunia saat ini semakin berkembang. Sekarang ini, menurut dia, populasi muslim di dunia berjumlah 2,02 miliar.

"Jadi dalam tempo yang sangat singkat ini, populasi muslim bertambah menjadi 2,02 miliar," ujar Prof Nasaruddin saat sambutan dalam acara "BPKH Annual Meeting and Banking Award 2024" di Hotel Sheraton Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat (13/12/2024).

Baca Juga

Saat berkunjung ke Indonesia, kata dia, mantan ibu negara Amerika Serikat Hillary Clinton juga mengungkapkan bahwa Islam adalah agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia, khususnya di Amerika Serikat.

"Sedemikian pesatnya perkembangan umat Islam. Di Eropa pun demikian. Tidak ada agama yang paling besar perkembangan umatnya," ucap Prof Nasaruddin.

Dia pun mengungkapkan rahasia pesatnya perkembangan umat Islam. Menurut dia, Islam berkembang karena rasional. Segala ajaran dan tradisi Islam, sebagaimana tertulis dalam Alquran, hadits, dan kitab karangan ulama terdahulu, masuk akal. Nalar mereka dapat dengan mudah menerimanya. 

Tak hanya itu, bahkan ketika orang-orang Barat mempelajari Islam, mereka menjadi semakin bersemangat, karena ternyata jawaban segala permasalahan hidup yang selama ini mereka alami, adalah Islam.

Misalkan soal kecematan (anxiety). Ini merupakan 'wabah' gangguan psikologis yang berbahaya yang dialami banyak orang modern saat ini. Sudah memiliki mobil dan harta yang cukup, tapi selalu merasa tidak puas, sehingga mencari kepuasan yang lain. Namun ketika sudah didapat, tetap saja merasa kurang, hingga mengakibatkan hidup tidak tenang, cemas, dan mengakibatkan muncul tekanan hidup serta halusinasi.

Namun ketika mempelajari syukur dan dzikir dalam Islam, mereka merasakan bahagia. Bukan dengan cara ingin meraih sesuatu yang lebih terus menerus. Ada kalanya harus merasa cukup, karena ternyata masih banyak orang tak mampu dan nasibnya lebih buruk dari kita.

Ditambah lagi dengan membiasakan diri berdzikir kalimat-kalimat kebaikan sebagaimana diajarkan Nabi SAW dan para ulama. Tingkatannya pun beragam. Bukan sekadar mengucap, tapi mampu tadabur kalimat baik tersebut sehingga semakin tenanglah hati. Karena itulah mereka sangat senang menemukan Islam. 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement