Ahad 21 Sep 2025 20:07 WIB

Manfaat Sabar Saat Perjalanan Haji

Ada keutamaan bagi yang sabar saat perjalanan haji.

Jamaah haji asal India tempo dulu pulang berhaji dengan naik kapallaut dari Jeddah.
Foto: google.com
Jamaah haji asal India tempo dulu pulang berhaji dengan naik kapallaut dari Jeddah.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIF -- Ibadah haji merupakan ibadah paling melalahkan karena panjang perjalanan menuju pusat ibadah di Baitullah kota Makkah. Karena jarak  tempuh sangat panjang, perjalanan ini erat dengan kesusahan.

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi Rah.a dalam kitab Fadhilah Haji menyarankan segala macam kesusahan dan rintangan di jalan ini hendaknya dihadapi dengan senang hati dan lapang dada. Jangan jamaah haji tak sabar dalam menghadapi segala cobaan selama perjalanan.

Baca Juga

"Jangan sampai menunjukkan ketidaksabaran dan rasa tidak syukur," kata Syekh Muhammad Zakariyya.

Menurut Syekh Maulana Muhammad Zakariyya, para ulama menulis bahwa penderitaan apa saja yang menimpa badan di jalan ini sama kedudukannya dengan membelanjakan harta dijalan Allah. "Maksudnya kalau membelanjakan harta adalah sedekah yang bersifat kebendaan sedangkan penderitaan ini bersifat jasmani," katanya.

Ia juga menyarankan, dalam perjalanan haji ini para jamah haji, ketika membelanjakan hartanya selama dalam perjalanan hendaknya didasari perasaan senang dan gembira. Jadi jangan sekali-kali membelanjakan harta dijalan ini dengan hati yang sempit.

"Karena telah disebutkan dalam hadits bawa satu rupiah pahalanya sama dengan  Rp 700," katanya.

Selain itu kata dia, Syekh Muhammad sangat penting diperhatikan para jamaah haji adalah memperhatikan hak-hak pemilik kendaraan. Jamaah tidak boleh menaruh beban di kendaraan yang lebih dari yang telah Ia izinkan.

"Yang diperbolehkan hanyalah meletakkan barang sesuai ongkosnya," katanya.

Kata dia, seandainya dengan kelebihan berat barang itu harus membayar, maka ia harus membayar. Kelebihan barang itu jangan disembunyikan begitu pun perjalanan dengan kereta api pun sama hukumnya.

"Para ulama kita sangat berhati-hati dalam hal ini sehingga sulit untuk dipahami," katanya.

sumber : Dok Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement