Jumat 13 Dec 2024 20:57 WIB

Harapan Syahid yang tak Tercapai

Inilah kisah Khalid bin Walid, sang 'Pedang Allah yang terhunus.'

Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW ialah Khalid bin Walid. Sebelum menjadi seorang Muslim, dirinya sangat memusuhi Islam. Ia merupakan tokoh kunci di balik kemenangan kaum musyrikin dalam Perang Uhud. Bahkan, nyaris saja sekelompok prajurit yang dipimpinnya menjebol pertahanan Muslimin di Perang Khandaq. Upayanya gagal karena angin topan terlebih dahulu datang menerjang. Madinah pun tetap aman hingga akhir pertempuran tersebut.

Nama lengkapnya ialah Khalid bin Walid bin Mughirah bin Abdullah bin Umar. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah SAW pada Murrah bin Ka’ab. Oleh kawan-kawannya, ia kerap disapa dengan sebutan Abu Sulaiman atau Abu Walid.

Baca Juga

Lelaki yang berperawakan gagah ini lahir 30 tahun sebelum Hijriyah atau kira-kira pada 592 Masehi. Ketika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi utusan Allah, Khalid berumur 27 tahun. Beda usia antara dirinya dan Nabi SAW sekitar 22 tahun.

Secara kekerabatan, putra Walid bin Mughirah tersebut tidak begitu jauh dengan al-Musthafa. Anak saudagar yang kaya raya itu memiliki ibu bernama Lubabah ash-Shughra binti Harits. Ummul mukminin Maimunah binti Harits merupakan saudara kandung Lubabah.

Adapun Lubabah al-Kubra merupakan istri paman Nabi SAW, Abbas bin Abdul Muthalib. Menurut Ibnu Hajar dalam Al-Ishabah fii Tamyiz ash-Shahabah, ibunda Khalid bin Walid wafat dalam keadaan memeluk Islam.

Masuk Islamnya Khalid bin Walid berkaitan dengan situasi umat Islam sejak Perjanjian Hudaibiyah. Sesuai kesepakatan, Rasul SAW dan kaum Muslimin akhirnya dapat memasuki Masjidil Haram, usai umrah mereka tertunda.

Khalid menyaksikan, betapa luar biasa umat Islam bersatu. Mereka diikat oleh iman dan kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya. Pemandangan ini mengguncang jiwa sang jawara Quraisy.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Berdirilah ia di tengah pemuka Quraisy dan berseru, “Sekarang nyata sudah bagi setiap orang yang berpikiran sehat bahwa Muhammad bukanlah seorang tukang sihir! Dia juga bukan seorang penyair! Apa yang dikatakannya adalah firman Tuhan semesta alam. Setiap orang yang punya hati nurani dan berakal pasti ingin menjadi pengikutnya!”

Seorang tokoh Quraisy menimpali, “Engkau telah murtad, wahai Khalid! Tidakkah engkau ingat bagaimana pengikut Muhammad telah melukai ayahmu!? Pamanmu dan sepupumu dibunuh mereka dalam Perang Badar!?”

“Yang kau katakan hanya didorong semangat fanatisme buta! Terserah kalian mau berkata apa, bagiku kebenaran sudah jelas! Demi Allah aku mengikuti agama Islam,” tegasnya.

Wafatnya

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement