REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Krisis pemerintahan di Suriah membetot perhatian dunia. Berbagai negara merespons keadaan tersebut secara beragam. Namun titik temunya ada pada dorongan upaya strategis untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas pemerintahan, sehingga warga Suriah mendapatkan perlindungan.
Irak yang merupakan tetangga dekat Suriah menutup pintu perbatasannya agar apa yang terjadi di Suriah tidak merembet ke negeri yang pernah menjadi episentrum Abbasiyah dahulu. Yordania juga melakukan hal yang sama plus mendorong stabilitas pemerintahan sehingga dapat kembali membangun kerja sama strategis.
Presiden terpilih Amerika Trump mengeklaim apa yang terjadi di Suriah tidak ada urusannya dengan Amerika. Dengan begitu, apa yang terjadi di sana menjadi urusan warga di negara tersebut.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menekankan perlindungan warga dan keselamatan WNI yang ada di sana. Jangan sampai proses transisi pemerintahan semakin tidak menentu.
Assad dan manuver rahasia Kremlin
Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya telah tiba di Moskow, di mana mereka telah diberikan suaka atas dasar kemanusiaan, sebagaimana diberitakan sumber Kremlin mengonfirmasi kepada RIA Novosti pada hari Ahad (8/12/2024), dan diberitakan al-Mayadeen.
Surat kabar Vesti Nedelya Rusia , mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa al-Assad, yang mengundurkan diri setelah kelompok bersenjata, yang sekarang bertugas sebagai pasukan pemerintah transisi Suriah, menguasai Damaskus pada hari Ahad, telah tiba di Moskow bersama keluarganya.