REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertepatan dengan malam ramah tamah Tanwir dan resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir meluncurkan karya terbarunya. Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tersebut, buku setebal 700-an halaman ini diselesaikannya selama satu tahun.
Seperti tampak pada judulnya, Gerakan Islam Berkemajuan, karya ini menelaah secara ilmiah dan komprehensif topik Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan. Menurut Haedar, sejak awal organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan itu telah menjadi contoh utama dari Islam Berkemajuan.
"Buku ini cukup tebal. Dan memang saya maksudkan untuk mengulas Islam Berkemajuan. Muhammadiyah tidak hanya merepresentasikan Risalah Islam Berkemajuan, tetapi juga mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata,” ujar Haedar Nashir di Balai Sidang Hotel Harper, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (3/12/2024) malam.
"Saya menulis (draf) buku ini di berbagai kesempatan, terutama saat perjalanan. Di kereta, di bandara ketika ada delay, saya manfaatkan waktu untuk menulis. Makanya saya paling suka kalau delay," sambung dia sambil tersenyum.
Gerakan Islam Berkemajuan, menurut Haedar, ditulis dengan pendekatan akademis, seperti halnya sebuah disertasi. Harapannya, karya ini dapat menjawab banyak pertanyaan mengenai paradigma Islam Berkemajuan.
Tagline “Islam Berkemajuan” pertama kali diusung dalam Muktamar Muhammadiyah ke-46 pada tahun 2010 di Yogyakarta. Sejak itu, ungkapan ini telah menjadi diskursus publik.
Acara malam ramah tamah Tanwir dan resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah dihadiri ratusan orang. Mereka umumnya adalah perwakilan struktur Muhammadiyah dan 'Aisyiyah, termasuk organisasi-organisasi otonom (ortom). Turut hadir pula, sejumlah menteri dan wakil menteri RI.
Selain Gerakan Islam Berkemajuan, buku tentang Buya Anwar Abbas juga diluncurkan dalam kesempatan ini. Buku yang disusun Sudarnoto Abdul Hakim itu berjudul Respons Anak Kampung untuk Umat, Bangsa dan Dunia.
Menurut Buya Anwar, karya ini merangkum percik-percik pemikirannya tentang berbagai topik keislaman, kebangsaan dan kemanusiaan. Umumnya, itu semua merupakan respons terhadap pelbagai pertanyaan yang pernah diajukan wartawan kepadanya.
Seperti diketahui, ekonom kelahiran Sumatra Barat ini kerap menjadi narasumber pemberitaan media-media nasional, baik dalam kapasitasnya sebagai ketua PP Muhammadiyah maupun Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Buku ini isinya adalah pernyataan saya terkait masalah umat, bangsa dan dunia. Umumnya menjawab pertanyaan dari wartawan," ujar Buya Anwar, kemarin malam.