REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mazhab Syafi’iyyah menjadi salah satu mazhab besar dalam Islam yang berkembang luas hingga kini. Salah satu faktor utama keberhasilan mazhab tersebut bisa diterima secara luas adalah para murid Imam Syafi’i yang setia mengembangkan ajaran gurunya di berbagai wilayah.
Berikut adalah ulasan singkat mengenai para murid Imam Syafi’i yang memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan Mazhab Syafi'iyyah, dilansir dari Wildan Jauhari dalam bukunya Biografi Imam Muhammad bin Idris As-Syafii.
Murid di Irak
1. Abu Tsaur Al-Kalbi
Abu Tsaur, bernama lengkap Ibrahim bin Khalid Al-Kalbi, lahir di Baghdad pada tahun 170 H. Beliau termasuk ulama besar yang ahli dalam bidang fikih dan hadis. Meskipun dikenal sebagai pengikut qoul qadim Imam Syafi’i, beberapa pendapatnya dianggap keluar dari mazhab oleh ulama kontemporer. Abu Tsaur wafat di Baghdad pada tahun 240 H.
2. Abu Ali Al-Karabisi
Dia awalnya belajar fikih dari ulama Irak sebelum berguru kepada Imam Syafi’i. Abu Ali terkenal sebagai ulama yang mendalami hadis dan fikih. Namun, setelah berselisih dengan Imam Ahmad bin Hanbal, banyak ulama menjauhinya. Meski demikian, kontribusinya dalam menyebarkan ilmu tetap diakui. Beliau wafat pada tahun 245 H.
3. Al-Hasan Az-Za’farani
Az-Za’farani adalah murid Imam Syafi’i yang lahir di Baghdad pada tahun 173 H. Ia dikenal fasih dan terpercaya dalam bidang hadis. Imam Bukhari meriwayatkan hadis darinya. Beliau memegang teguh qoul qadim gurunya dan wafat pada tahun 260 H.
4. Ahmad bin Hanbali
Seorang ulama besar, pendiri mazhab Hanbali, sekaligus murid Imam Syafi’i. Lahir pada 164 H dan wafat pada 241 H, Imam Ahmad memiliki kedalaman ilmu hadis dan fikih. Meski mendirikan mazhab sendiri, hubungannya dengan Imam Syafi’i tetap erat.