REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam mengajarkan seluruh manusia agar memuliakan tamu. Perbuatan itu merupakan salah satu wujud akhlak yang baik. Kisah berikut ini tentang faedah memuliakan tamu bahkan menjadi sebab turunnya salah satu ayat Alquran.
Di Madinah, suatu ketika Rasulullah Muhammad SAW didatangi seorang musafir dari Makkah. Pria itu tidak punya bekal yang cukup sehingga meminta tolong kepada beliau. Nabi SAW pun memanggil para istrinya. Namun, masing-masing mereka tidak memiliki makanan yang bisa dibagi kepada sang tamu.
Rasulullah SAW menyampaikan kabar kedatangan tamu ini kepada para sahabat di masjid. "Siapakah di antara kalian yang mau menjamu tamuku ini?" tanya beliau. Tidak lama berselang, salah seorang sahabat dari kalangan Anshar menyambut tawaran tersebut.
"Saya, wahai Rasulullah," jawab dia.
Sesudah shalat isya berjamaah, malam kian larut. Orang Anshar tadi mempersilakan tamu itu memasuki rumahnya. Dia pun berpesan kepada istrinya supaya memberikan makanan kepada sang tamu yang diperkenalkan Rasulullah SAW sore tadi.
"Tetapi, suamiku, kita di rumah tidak punya makanan apa-apa kecuali untuk anak-anak kita yang sekarang sedang tertidur," terang si istri.
Pria Anshar itu lalu meminta istrinya, "Baiklah kalau begitu. Kini siapkanlah makanan yang ada itu. Lalu berikanlah kepada tamu kita ini. Sesudah itu, kamu kembali ke sini dan nyalakan lampu dapur. Bila anak-anak terbangun, tidurkanlah kembali mereka, juga bila mereka merengek ingin makan malam.”