REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah Muhammad SAW memiliki banyak sahabat yang setia mendampingi dakwah Islam hingga akhir hayat mereka masing-masing. Di antaranya adalah satu sosok yang tampak begitu menonjol. Dialah Abu Bakar ash-Shiddiq.
Antara keluarga Abu Bakar dan Nabi SAW sesungguhnya tidak terpaut jauh. Abu Bakar bernama asli Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taiym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al Qurasyi at-Taimi.
Dia berasal dari keluarga Tamimi. Adapun Rasulullah SAW berasal dari keluarga Bani Hasyim. Bagaimanapun, keduanya sama-sama berasal dari Suku Quraisy. Saat berusia dewasa pun, keduanya menggeluti bidang perniagaan sebagai mata pencaharian. Mereka terbilang sangat sukses dalam bisnis masing-masing.
Di samping kaya harta, akhlaknya juga mulia. Tidak pernah sekalipun sepanjang hayatnya, termasuk ketika belum memeluk Islam, dia melakukan perbuatan sia-sia, termasuk meminum khamr, berjudi, menyembah berhala, dan sebagainya.
Pria ini berusia hampir sebaya dengan Rasulullah SAW. Karena itu, tidak heran bila para sahabat lainnya memandangnya sebagai senior.
Kemuliaannya juga diakui Rasulullah SAW sendiri. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan al-Baihaqi, disebutkan bahwa beliau pernah bersabda, "Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh umat, maka akan lebih berat keimanan Abu Bakar."
Tidak hanya itu, banyak ayat di dalam Alquran yang mengabadikan keteladanan Abu Bakar. Misalnya, terkait kegemaran Abu Bakar membebaskan budak dan menderma, Allah SWT mengisyaratkan di dalam firman-Nya, surah al-Lail ayat 5-7. Artinya, "Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah."