Jumat 29 Nov 2024 19:43 WIB

Pesan Nabi: Jangan Menunda-nunda Pembayaran Utang

Bila mampu dan jatuh tempo, segera bayar utang.

Ilustrasi utang
Foto: Freepik
Ilustrasi utang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya untuk hati-hati berutang. Orang yang punya kebiasaan berutang disinggung dalam sebuah hadis. Beliau shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya orang yang (punya kebiasaan) berutang jika berbicara, suka berdusta, dan jika berjanji, dia suka mengingkari" (HR Bukhari-Muslim).

Karena itu, jika hendak mengambil utang, tanyalah secara jujur pada diri sendiri, apakah barang yang hendak dimiliki benar-benar suatu kebutuhan? Sebab, begitu menjadi debitur, seseorang tak akan leluasa, sebagaimana sebelumnya dia tanpa utang. Dia akan ditagih dan harus bisa menunaikan janjinya untuk melunasi utang.

Baca Juga

Rasulullah SAW bersabda, segala amal itu bergantung pada niatnya. Kalau seorang debitur memang betul-betul serius ingin melunasi utang (yang tanpa riba), insya Allah kemudahan akan ditemukan.

Sebaliknya, bila terus-menerus mengelak, maka kerugian justru akan menimpa dirinya. "Memperlambat (dengan sengaja) pembayaran utang, padahal mampu membayarnya, adalah suatu kezaliman," sabda Rasulullah SAW (HR Bukhari-Muslim).

Dalam hadis riwayat yang sahih, beliau juga berpesan, "Barangsiapa yang meminjam harta orang lain dan dia ada keinginan membayarnya, maka Allah akan membayarkannya. Namun, barangsiapa yang meminjam dan tidak ingin membayarnya (melunasi), maka Allah akan menghilangkan harta itu darinya."

Sementara, masa hidup ada batasnya. Tiap jiwa pasti akan merasakan ajal. Seorang yang beramal saleh tetap akan menemui kesulitan di alam akhirat ketika masih membawa utang. Nabi SAW bersabda, "Gugur di jalan Allah itu menebus segala (dosa-dosa) selain utang” (HR. Muslim).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement