Rabu 27 Nov 2024 14:23 WIB

Mengenal Dua Ibnu Katsir, Ulama Alquran yang Fenomenal

Kedua Ibnu Katsir dikenal karena meninggalkan warisan keilmuan luar biasa.

Rep: MgRoL153/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kitab Tafsir Ibnu Katsir (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Kitab Tafsir Ibnu Katsir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Sejarah Islam mencatat dua tokoh masyhur bernama Ibnu Katsir, yang masing-masing meninggalkan warisan keilmuan luar biasa. Mereka adalah Ibnu Katsir al-Makkiy (w. 120 H), seorang ahli qira’at terkenal, dan Ibnu Katsir ad-Dimasyqi (w. 774 H), seorang ulama tafsir, sejarawan, dan hafidz.  

Ibnu Katsir al-Makkiy (w. 120 H)

Baca Juga

Ibnu Katsir al-Makkiy, atau Abdullah bin Katsir al-Makkiy, adalah salah satu dari tujuh imam qira’at yang mutawatir. Lahir di Makkah pada tahun 45 H, ia termasuk golongan tabi’in generasi awal yang berkesempatan bertemu dengan beberapa sahabat Nabi, seperti Abdullah bin Zubair, Abu Ayyub al-Ansari, dan Anas bin Malik.  

Ibnu Katsir belajar qira’at Alqur’an dari para tabi’in senior, seperti Abdullah bin al-Saib al-Makhzumi, Mujahid bin Jabar al-Makki, dan Darbas, budak pembantu Abdullah bin Abbas. Melalui guru-gurunya, Ibnu Katsir memiliki sanad yang bersambung langsung kepada Rasulullah SAW.  

Metode qira’at beliau diriwayatkan oleh dua perawi utama, yaitu Imam al-Bazzi (w. 285 H) dan Imam Qanbul (w. 271 H). Ibnu Katsir al-Makkiy wafat di Makkah pada tahun 120 H, meninggalkan kontribusi besar dalam ilmu qira’at yang terus dipelajari hingga kini

Ibnu Katsir ad-Dimasyqi (w. 774 H )

Ulama besar lainnya, Ibnu Katsir ad-Dimasyqi, adalah Ismail bin Umar bin Katsir, seorang ahli tafsir, sejarawan, dan hafidz yang lahir di Syam pada tahun 701 H. Ibnu Katsir tumbuh besar di Damaskus dan menimba ilmu dari para ulama terkemuka, seperti Syaikh Burhanuddin Ibrahim al-Fazari, al-Hafizh adz-Dzahabi, dan Ibnu Taimiyah.  

Dia juga berguru kepada Syekh Jamaluddin Yusuf bin Zaki al-Mizzi, ahli hadis terkemuka, yang kemudian menikahkan putrinya dengan Ibnu Katsir. Selain itu, Ibnu Katsir memperdalam ilmunya di Mesir dan mendapatkan ijazah dari ulama-ulama setempat.  

Karya-karya monumental beliau meliputi Tafsir al-Qur'an al-Karim, al-Bidayah wa an-Nihayah (sejarah dunia sejak penciptaan hingga akhir zaman), dan Jami' al-Masanid. Beliau wafat pada tahun 774 H di Damaskus dan dimakamkan di dekat kuburan gurunya, Ibnu Taimiyah.  

Kedua tokoh ini menjadi bukti keunggulan ulama Islam dalam berbagai bidang ilmu, dari qira’at hingga tafsir dan sejarah, yang warisannya terus hidup hingga kini.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement