REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dahulu, Imam Syafii memiliki seorang murid yang bernama ar-Rabi’ bin Sulaiman. Di antara kawan-kawannya, ia termasuk yang slow learner. Kemampuannya dalam menangkap pelajaran tidak begitu cepat dan bahkan sering kali tertinggal.
Bagaimanapun, Imam Syafii tidak memvonis muridnya. Sang fakih selalu menerangkan pelajaran kepadanya dengan seruntut mungkin.
Sesudah memberikan penjelasan, Imam Syafii pun bertanya kepadanya, “Wahai Rabi’, apakah pelajaran ini sudah kau pahami atau belum?”
“Belum paham, ya Syekh,” jawab Rabi’.
Dengan penuh kesabaran, sang guru pun mengulangi lagi penjelasannya.
“Kalau sekarang, apakah kau sudah memahaminya?” tanya ulama ahli fikih itu lagi.
“Belum, ya Syekh,” kata Rabi’, kali ini dengan suara amat pelan.
Maka, Imam Syafii kembali mengulangi penjabarannya mengenai pelajaran yang sama. Hal itu dilakukannya bahkan sampai 39 kali.